Berita

Pendiri Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi/Net

Politik

Adhie Massardi: DNA Bangsa Indonesia Gabungan Berbagi Kelompok, Tapi Setelah Komunis Muncul Persatuan Jadi Masalah

SABTU, 03 OKTOBER 2020 | 14:41 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Fakta sejarah menunjukkan bahwa sebelum ada komunis di Indonesia hubungan antar warga bangsa dari semua golongan hidup guyub saling berdampingan. Suatu perpecahan menjadi tak terelakkan saat komunisme hadir ditengah-tengah masyarakat Indonesia.

Hal itu lah yang menjadi salah satu alasan mendasar kenapa Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mengangkat kembali isu komunisme yang sejatinya menjadi kanker bagi Ibu Pertiwi.

Demikian disampaikan Pendiri Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi, saat menjadi narasumber dalam acara diskusi daring bertajuk "Doa dan Harapan Untuk Negeri" yang selenggarakan oleh Rekat Indonesia, di Hotel Grand Syahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu (3/10).

"Dulu itu pada mulanya DNA bangsa Indonesia gabungan dari kelompok agama dan kelompok sekuler ya istilahnya kalau sekarang disebut nasionalis lah, dan tidak ada masalah puncak dari pergaulan ini adalah di BPUPKI. Yang Islam, nasionalis, sekuler, bergabung di situ memikirkan Indonesia dan kemudian muncul lah kemerdekaan itu," ungkap Adhie Massardi.

"Nah setelah merdeka problem ada muncul, kenapa problem muncul? Barulah setelah muncul komunis, ini jadi masalah, persatuan menjadi masalah," imbuhnya.

Jurubicara Presiden KH Abdurrahman Wahid itu menyatakan, perbedaan pandangan dan selisih pendapat sejak dahulu memang sudah ada tetapi tidak sampai mengoyak persatuan antar sesama warga bangsa Indonesia.

"1930-an ada polemik kebudayaan Sutan Takdir Alisyahbana, dia mengkritik keras cara pendidikan pesantren tapi tidak ada orang yang bereaksi bahwa ini itu, cara menyampaikannya dan yang menarik ada yang membela, pendidikan tradisional itu juga ada Ki Hajar Dewantoro, Dr. Sutomo, Sanusi Pane itu yang sekuler membela. Jadi sampai situ sih enggak ada masalah," katanya.

Atas dasar itu, Adhie Massardi menyebut ketika KAMI menggulirkan isu komunisme itu memiliki tujuan baik bahwa komunisme itu ibarat kanker yang menggerogoti tubuh Ibu Pertiwi yang harus disingkirkan.

"Nah jadi ketika KAMI menggulirkan isu komunis itu bukan bermaksud mau cari perkara dengan mengingatkan luka-luka lama. Tapi bangsa ini bisa menyelesaikan masalahnya kalau tidak ada kerikil-kerikil cancer (kanker) ini. Jadi ini harus diangkat dulu karena menyelesaikan bangsa ini harus bersama-sama," jelasnya.

Sebagai contoh, kata dia, bagaimana menyelesaikan ekonomi atau penyelesaian Covid-19 kalau selama ini antar masyarakat diadu terus. Menurutnya, ciri khas komunis di seluruh dunia itu adalah cara mengambil kekuasaannya dengan membenturkan unsur-unsur.

"Jadi bagaimana mungkin kita menyelesaikan covid-19 ekonomi politik dan lain-lain sepanjang cancer ini tumbuh, jadi kan ini harus dicabut dulu, dan ini fakta," demikian Adhie Massardi.

Populer

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Usia Pensiun TNI Bakal Diperpanjang, Ketum PEPABRI: Kalau 58 Tahun Kan Masih Lucu-Lucunya

Senin, 10 Maret 2025 | 19:58

UPDATE

TNI dan Satgas PKH Garda Terdepan Tegakkan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal

Kamis, 13 Maret 2025 | 19:30

Rumah Ridwan Kamil Digeledah Pertama di Kasus bank bjb, Ini Sebabnya

Kamis, 13 Maret 2025 | 19:24

Kelakar Prabowo Soal Jaksa Agung yang Absen di Bukber Rektor

Kamis, 13 Maret 2025 | 19:15

KPK Sita Deposito Hingga Bangunan di Kasus Korupsi bank bjb

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:51

Legislator PDIP Usul Pembentukan Kamar Khusus Pajak di MA

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:35

Terus Bertumbuh, Ketua Komisi VI Apresiasi Kinerja Antam

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:09

Hormati KPK, bank bjb Pastikan Kegiatan Bisnis Tetap Jalan

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:08

Pejabat bank bjb dan Agensi Sepakat Markup Iklan, Begini Modusnya

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:07

Sri Mulyani: Penurunan Penerimaan Pajak Tak Perlu Didramatisasi

Kamis, 13 Maret 2025 | 17:58

Perdana Prabowo Undang Rektor Seluruh Indonesia ke Istana

Kamis, 13 Maret 2025 | 17:54

Selengkapnya