Berita

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko/Net

Publika

Moeldoko Ngancem Ni Yee

JUMAT, 02 OKTOBER 2020 | 09:45 WIB

KEPALA Staf Kepresidenan, Moeldoko, meminta perhatian KAMI agar tidak mengganggu stabilitas politik. Ucapan tersebut disampaikan Moeldoko seperti dikutip CNN Indonesia "Kalau arahnya memaksakan kepentingan, akan ada perhitungan", hiij takuuut.

Mungkin karena namanya Pemerintah ya pasti jadi tukang perintah. Merasa punya kekuasaan. Ada aparat, ada senjata. Posisinya   memang selalu di atas angin.

Mungkin merasa sedang menaiki angin, bisa kesana bisa kesini untuk buang angin. Ancam sana ancam sini, maklum otoritas ada di tangan.

KAMI baru saja dibentuk tapi banyak terapi kejut. Urusan deklarasi sudah buat takut. Ujungnya larang sana larang sini.

Bikin demo buatan segala. Bayar dikit-dikitlah dan suruh teriak-teriak dengan bentangan spanduk "tolak KAMI", "KITA cinta damai", "Covid 19 dilarang kumpul" sambil kumpul-kumpul teriak-teriaknya itu. Memang Kopit mah hanya untuk KAMI. Kebal eh bebal untuk KALIAN.

Moeldoko lupa bahwa biang yang bikin stabilitas politik terganggu adalah Pemerintah sendiri. Omnibus Law membuat geram buruh. Akibatnya ancam akan mogok nasional.
BPIP ikut rancang RUU HIP yang masuk lewat PDIP, ya efeknya jadi rame. Bagaimana tidak, berembus bau Orde Lama bahkan komunisme. Masyarakat protes, goyanglah stabilitas politik.

KAMI hadir karena ulah Pemerintah yang tak memahami aspirasi rakyat. Soal utang luar negeri yang abis-abisan, investasi yang lebih memanjakan asing, kerja sama dengan RRC yang mengkhawatirkan, penanganan Covid 19 yang acak-acakan ada PSBB, New Normal, kini Mini Lockdown.

Entah berbasis undang-undang atau kebijakan reaktif yang bersifat ad hok. Vaksin Cina menjadi bagian dari vaksin kegaduhan.

Rakyat khususnya Purnawirawan TNI yang khawatir akan bangkitnya PKI malah disalah-salahkan. Katanya kewaspadaan itu yang membuat takut.

Lalu haruskah abai pada PKI dan Komunisme? Moeldoko itu mantan Panglima TNI yang seharusnya lebih peka pada bahaya laten PKI. Bukankah korban kebiadaban PKI di Lubang Buaya adalah para Jenderal TNI, Pak Moel?

Moeldoko semestinya berterimakasih atau bergabung dengan KAMI, bukan main ancam-ancaman. Kekuasaan itu tidak langgeng, yang sekarang gagah dan duduk di atas kursi dengan posisi memerintah, besok sudah keriput, pandangan kosong di kursi goyang, penyakitan ini dan itu pula. Tak berdaya. Walaupun dia memasang foto di ruang tamu berseragam lengkap bintang empat.

KAMI itu kekuatan moral. Bahwa berdampak politik itu soal respons publik. Rakyat melihat Pemerintah telah membuat jarak. Arahnya memaksakan kepentingan, lihat saja soal Pilkada di musim pandemi.

Rakyat tidak boleh berkumpul eh Pilkada tetap diproses. Teriakan agar ditunda tidak didengar. Ya tuli dan bebal. Pemerintah justru telah membuat gangguan atas stabilitas politik di tengah ketidakstabilan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.

Jika Pak Moeldoko mengancam untuk membuat perhitungan, apakah rakyat juga tidak bisa berhitung? Pertanyaan yang boleh dinilai bodoh, tetapi jawabannya dapat menjadi terapi kejut lagi.

Kebenaran sehat adalah 2+2 sama dengan empat. Tapi kebenaran PKI dan Komunisme 2+2 harus dipaksakan menjadi lima. Dan rakyat harus menghafal kategori-kategori palsu itu.

KAMI mengajak agar mari berhitung dengan sehat, Jenderal.

Rizal Fadillah

Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya