Berita

Pabrik logam yang digambarkan sebagai tempat penyimpanan senjata kelompok Hizbullah oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/Net

Dunia

Netanyahu Bongkar Tempat Penyimpanan Senjata Hizbullah Di Lebanon, Tapi Ternyata Hanya Pabrik Logam Biasa

RABU, 30 SEPTEMBER 2020 | 12:22 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menuding kelompok Hizbullah di Lebanon telah menyimpan senjata di dekat pemukiman di Beirut.

Tudingan tersebut disampaikan Netanyahu saat berpidato secara virtual di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (29/9).

Netanyahu menyebut senjata tersebut berada di lingkungan Jnah dan kemungkinan menjadi ledakan dahsyat di Beirut lainnya.

"Saya katakan kepada orang-orang Jnah, Anda harus memprotes ini. Karena jika benda ini meledak, itu akan menjadi tragedi lain," kata Netanyahu, seperti dikutip Reuters.

"Iran dan Hizbullah dengan sengaja menempatkan Anda dan keluarga Anda dalam bahaya besar. Anda harus memberi tahu mereka, hancurkan depot ini," tambahnya.

Selama pidatonya, ia juga menampilkan sebuah foro yang menunjukkan pintu masuk ke pabrik rudal yang berada di Beirut. Foto tersebut adalah milik intelijen Israel.

Menananggapi pernyataan Netanyahu, Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah langsung membantah keberadaan situs rudal tersebut. Ia menyebut Netanyahu berusaha untuk memprovokasi orang Lebanon untuk melawan gerakan Syiah.

Tidak lama setelah pidato Netanyahu, pusat media Hizbullah membawa sekelompok besar jurnalis untuk mengunjungi dan melihat apa yang digambarkan PM Israel itu sebagai tempat penyimpanan rudal di jalan perumahan yang ramah di Jnah.

Di dalam gedung tersebut terdapat mesin yang digunakan untuk memotong logam dan beberapa tabung gas.

"Tidak ada setitik pun dari apa yang dikatakan Netanyahu di pabrik ini. Ini adalah pabrik pribadi yang membuat potongan logam, dengan mesin pemotongan laser dan semacamnya, itu saja, "kata Mohammad Rammal, yang mengatakan bahwa dia menjalankan pabrik tersebut.

Seperti halnya Hizbullah, diplomat Iran, Mohammad Reza Sahraei membantah tudingan Netanyahu.

Lebanon telah didorong mencapai titik puncak krisisnya. Sebelum pandemi Covid-19 melanda, Lebanon sudah berkutat dengan kesulitan ekonomi.

Kemudian di tengah pandemi, sebuah ledakan dahsyat terjadi pada 4 Agustus 2020 di Pelabuhan Beirut. Insiden tersebut menewaskan hampir 200 orang dengan 6.000 lainnya terluka.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya