Berita

Menteri BUMN Erick Thohir/Net

Publika

Menteri Rasa Kompeni

RABU, 30 SEPTEMBER 2020 | 04:05 WIB

BEBERAPA waktu lalu terjadi aksi serentak di 25 provinsi mengkritik Erick Thohir dan meminta Presiden Joko Widodo memberhentikannya dari jabatan Menteri BUMN. Tuntutan itu dituliskan dalam spanduk yang dipasang di ratusan gedung milik BUMN.

Sehari sebelum aksi serentak itu, sudah beredar argumentasi para pengkritik yang menjelaskan dengan deretan kata dan angka plus 7 UU dan 2 PP secara panjang lebar kegagalan Erick Thohir baik sebagai menteri BUMN maupun sebagai Ketua Pelaksana Komite Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penanganan Covid-19 dengan anggaran Rp 695,2 Trilyun.

Bagaimana Erick Thohir menyikapi kritik itu? Apakah Erick Thohir menjawab data dengan data, menjawab argumentasi dengan argumentasi? Tidak!


Hari berikutnya, bukan data yang dikeluarkan, bukan argumentasi yang disampaikan tapi yang terjadi di Jakarta adalah pengaduan ke Polisi oleh para pendukung Erick Thohir.

Di Bali, kritik itu dibalas dengan kekerasan berupa perusakan spanduk dan Baliho. Di Banten, hari ini bermunculan spanduk tanpa nama kelompok atau organisasi namun  mengklaim golongan masyarakat tertentu yang mendukung Erick Thohir.

Wow... Kenapa serasa hidup di zaman kolonial dan kompeni ya? Kritik di Jakarta dijawab dengan ancaman jeruji besi, kritik di Bali dijawab kekerasan, kritik di daerah lain dijawab dengan adu domba horisontal pro kontra antara sesama masyarakat.

Kalau Erick Thohir dan orang di sekelilingnya berpendidikan, tentu tahu bahwa buku dibalas buku, data dibalas data dan argumentasi dibalas argumentasi. Pertarungan para intelektual tidak menakutkan tapi indah karena menstimulan masing masing pihak untuk mengkoreksi gagasan dan ide-idenya sehingga ditemukan kebenaran yang lebih maju selangkah demi selangkah.

Pertarungan intelektual yang sehat itu bisa terjadi jika masing masing pihak adalah orang berpendidikan sehingga berani beradu data bukan mengadu domba.

Hanya dua jenis pejabat yang menjawab data dengan jeruji besi, kekerasan dan adu domba. Pertama mereka yang tamak dan berwatak Orbais yang mengadopsi cara berkuasa gaya kolonial kumpeni dan jenis kedua adalah mereka yang memang lemah data, lemah logika, lemah argumentasi.

Di Istana sana, bisa jadi para menteri dan orang orang Istana bahkan Jokowi sendiri mungkin garuk-garuk kepala melihat gaya kompeni menterinya.

Ketika para akademisi dan mahasiswa tahu cara-cara Erick Thohir menjawab kritik. Maka boleh jadi para mahasiswa muda itu akan tertawa tawa dan berucap dalam hati, "ini menteri atau kompeni?"

Karena sekarang zaman teknologi informasi maka mungkin warga negara Indonesia di luar negeri juga pusing melihat cara sang menteri menjawab kritik dan entah apa yang ada dalam kepala mereka, yang pasti bukan puja puji.

Nicodemus Sitanggang
Koordinator Aliansi Pemuda Sumatera Utara

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya