Berita

Anggota Bawaslu RI, Ratna Dewi Pettalolo dalam diskusi daring yang digelar Human Studies Institute (HSI)/Net

Politik

Pilkada Di Tengah Pandemi, Bawaslu Minta Keselamatan Rakyat Jadi Misi Utama

SELASA, 29 SEPTEMBER 2020 | 19:49 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Keputusan untuk tetap menggelar Pilkada Serentak di 270 daerah akhir tahun ini menjadi tantangan tersendiri bagi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI. Hal itu mengingat kasus positif Covid-19 hingga kini masih tinggi.

"Ini menjadi tantangan bagi pengawas dan penyelenggara pemilu dalam pelaksanaan Pilkada 2020,” kata anggota Bawaslu RI, Ratna Dewi Pettalolo dalam diskusi virtual bertema 'Pilkada 2020: Tunda atau dilanjutkan?' yang diselenggarakan Human Studies Institute (HSI), Selasa (29/9).

Dewi pun mengungkapkan ada dua misi yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan pilkada pada situasi pandemi Covid-19, yaitu misi keselamatan rakyat menjadi hak atas kesehatan dan kedaulatan rakyat.

Ia menambahkan, ada empat kerawanan dalam pelaksanaan pilkada 2020 di masa pandemi Covid-19. Pertama yakni risiko kesehatan yang kemudian mendasari Bawaslu menerbitkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Perbawaslu) 4/2020, khususnya Pasal 4, Ayat 2 yang menjelaskan penerapan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Covid-19 pada kegiatan tatap muka di dalam ruangan dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 9 Desember 2020.

“Kedua, risiko pemanfaatan fasilitas pemerintah yaitu bantuan sosial yang dilakukan para calon kepala daerah. Ketiga, politik uang yang disebabkan kondisi perekonomian masyarakat yang saat ini lemah. Keempat, partisipasi masyarakat yang harus dibangun dengan kondisi keamanan dan kenyamanan,” ujarnya.

Di sisi lain, ia mengamini ada dasar hukum penundaan atau kelanjutan pilkada serentak, yakni UU 6/2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) 2/2020 yang berprinsip fundamental.

"Di antaranya terkait kondisi pandemi Covid-19 yang menimbulkan korban menjadi pertimbangan empiris kemanusiaan dan kepentingan penanggulangan penyebaran Covid-19 sebagai bencana nasional," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya