Berita

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Din Syamsuddin/Net

Politik

Din Syamsuddin: Mari Sambut Penolakan KAMI Dengan Senyuman

SELASA, 29 SEPTEMBER 2020 | 19:24 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Penolakan terhadap Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di beberapa daerah, termasuk di Surabaya baru-baru ini harus disikapi dengan bijak.

Menurut Presidium KAMI, Din Syamsuddin, para penentang belum memahami jati diri dan misi KAMI. Oleh karenanya, ia mengimbau kepada pendukung KAMI tak bereaksi berlebihan.

"Sebagai gerakan kaum cerdik pandai yang mengedepankan akal pikiran, pendukung KAMI dianjurkan untuk menyambut penolakan dan ujaran kebencian dengan senyuman," kata Din Syamsuddin dalam merespons penolakan silaturahmi KAMI di Surabaya, Selasa (29/9).

Sejatinya, bila jati diri dan misi KAMI dipahami dengan baik, maka penolakan tak akan terjadi. Sebab menurutnya, KAMI ada untuk berjuang meluruskan kiblat Bangsa dan menegakkan Pancasila secara sejati.

KAMI sendiri, kata Din, mengkritik dan mengoreksi penyelenggaraan negara yang dianggap menyimpang dan tidak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"KAMI mengkritik pemerintah yang cenderung memasung kebebasan rakyat untuk berserikat dan berpendapat yang dijamin oleh konstitusi. KAMI juga mengkritik pemerintah yang dinilai tidak bersungguh-sungguh menanggulangi Covid-19 sehingga menimbulkan banyak korban, dan seterusnya," ujar mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.

Dalam rangka penanggulangan Covid-19, kata Din, KAMI mendesak pemerintah untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan rakyat dibanding program ekonomi dan politik, dalam hal ini Pilkada Serentak 2020.

"Oleh karenanya, kami menilai penolakan terhadap KAMI adalah akibat kesalahpahaman. Kemungkinan ada pihak yang merekayasa dan mendanai kelompok penentang KAMI, seperti kasus bocornya proposal mahasiswa di Surabaya. KAMI tidak ingin menghabiskan waktu untuk menanggapinya," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya