Berita

Latihan tembakan langsung unit artileri Angkatan Bersenjata Azerbaijan, 2 Juli 2020/Net

Dunia

Konflik Terbaru Nagorno-Karabakh: AS Dan Iran Serukan De-Eskalasi, Turki Dan Pakistan Lantang Suarakan Bela Azerbaijan

SENIN, 28 SEPTEMBER 2020 | 12:52 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Negara-negara Timur Tengah dan Asia menyatakan keprihatinan mereka atas meningkatnya bentrokan antara pasukan Armenia dengan pasukan Azerbaijan di wilayah Karabakh Atas atau dikenal sebagai Nagorno-Karabakh.

Kazakhstan meminta Yerevan dan Baku untuk mengakhiri konflik. Melalui Kementerian Luar Negeri, Kazakhstan menyatakan keprihatinan yang mendalam. Kazakhstan mendesak kedua negara untuk mengambil semua langkah dalam upaya menstabilkan situasi dan memulai dialog.

Organisasi internasional Kazakhstan juga siap membantu mencari cara damai untuk mengakhiri konflik, tambah pernyataan itu.


Sementara Pakistan terlihat mendukung Azerbaijan, dan menyoroti pelanggaran perbatasan yang dilakukan Armenia pada serangan di Karabakh Atas.

"Pakistan berdiri dengan negara persaudaraan Azerbaijan dan mendukung hak membela diri," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Eurasia, Senin (28/9).

"Kami mendukung posisi Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, yang sejalan dengan beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang diadopsi dengan suara bulat," tambahnya.

Bentrokan di perbatasan meletus pada Minggu (27/9) pagi setelah pasukan Armenia diduga menargetkan pemukiman sipil Azerbaijan dan posisi militer di wilayah Karabakh Atas.

Seruan damai dilontarkan Iran yang meminta Azerbaijan dan Armenia untuk mengakhiri konflik dan memulai pembicaraan. Teheran terus mencermati konflik tersebut dengan prihatin, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh, seperti dikutip dari Iran Press.

Iran siap menggunakan semua kemampuannya untuk membuat gencatan senjata dan memulai pembicaraan antara kedua pihak, kata Khatibzadeh.

Sementara, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa AS sedang mencari apa yang dapat dilakukan untuk menghentikan kekerasan antara Armenia dan Azerbaijan.

Trump mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers Gedung Putih bahwa AS memiliki "banyak hubungan baik di bidang itu. Kami akan melihat apakah kami bisa menghentikannya," kata Trump.

Bentrokan besar antara Azerbaijan dan Armenia juga melibatkan pemain regional Rusia dan Turki. Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan telah meminta kekuatan global untuk menghentikan sikap Turki menceburkan diri terlibat dalam konflik tersebut.

"Kami berada di ambang perang skala penuh di Kaukasus Selatan," Pashinyan memperingatkan.

Turki kerap menyalahkan Yerevan atas gejolak tersebut dan meyakinkan Baku bahwa negara Turki akan memberikan 'dukungan penuh'.

“Rakyat Turki akan mendukung saudara-saudara Azerbaijan kami dengan segala cara kami seperti biasa,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan lewat cuitannya pada Minggu.

Hubungan antara kedua negara bekas Soviet itu tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, atau Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.

Empat Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB, serta banyak organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan.

OSCE Minsk Group, yang diketuai bersama oleh Prancis, Rusia dan AS, dibentuk pada tahun 1992 untuk menemukan solusi damai dari konflik tersebut, tetapi tidak berhasil.

Gencatan senjata, bagaimanapun, disepakati pada tahun 1994. Perancis, Rusia dan NATO, antara lain, telah mendesak penghentian segera bentrokan di wilayah tersebut.

Sebelumnya, menyambut dukungan 'tak tergoyahkan' dari pemerintah Turki, Duta Besar Khazar Ibrahim berkata: "Seperti biasa, Turki berdiri di samping Azerbaijan, dan Azerbaijan berdiri di samping Turki. "

Dia mengatakan para pemimpin Azerbaijan dan Turki berbicara di telepon hari ini ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali menekankan hubungan persaudaraan kedua negara.

Menurut pihak Turki, pelanggaran terbaru Armenia di sepanjang perbatasan dengan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh menunjukkan bahwa hal itu merupakan ancaman terbesar bagi perdamaian regional.

"Kami sangat menghargai persaudaraan ini, dan memberikan posisi yang sangat adil dari pemerintah Turki, kekuatan politik Turki, dan rakyat Turki," kata Ibrahim, menambahkan bahwa apa yang dilakukan Armenia adalah bertentangan dengan hukum humaniter, dan pada dasarnya adalah menantang perdamaian dan keamanan di kawasan dan global.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya