Berita

Anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha/Net

Politik

Syaifullah Tamliha: Vanuatu Seperti Negara Nggak Punya Kerjaan

SENIN, 28 SEPTEMBER 2020 | 12:27 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Hampir setiap tahun negara Vanuatu melontarkan tudingan keras terhadap Indonesia soal pelanggaran HAM di Papua di forum PBB.

Di mata anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha, aksi Vanuatu itu dilakukan karena ingin mencari perhatian dunia.

“Dia seperti negara enggak punya kerjaan. Cari muka di PBB,” ujarnya kepada kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (28/9).

Papua, sambungnya, sudah final menjadi bagian dari NKRI, sejak Irian Jaya dulu. Artinya jika ada pelanggaran HAM di Papua itu patut dipilah-pilah dulu.

“Pelanggaran terberat itu dilakukan OPM dan KKB di Papua, dia menyerang sipil, tentara dibunuh, polisi dibunuh,” tegas Syaifullah Tamliha.

Legislator PPP ini memperingatkan Vanuatu untuk sadar diri dan tidak mencampuri urusan negara lain. Dia mengatakan Indonesia bisa melakukan tindakan represif kepada Vanuatu.

“Oleh karena itu, kita meminta Vanuatu untuk sadar diri, bahwa negaranya kecil. Kalau dia terlalu mencampuri urusan Indonesia, bisa saja Indonesia melakukan tindakan yang agresif. Misalnya menyerang negara Vanuatu. Negara kecil itu mudah sekali kita caplok, apalagi berdekatan dengan Papua,” katanya.

Syaifullah menambahkan Vanuatu sudah sejak lama melakukan tudingan-tudingan keras kepada Indonesia di sidang umum PBB dan tidak menjadi anak buah Benny Wenda yang kerap melanggar kaedah dan norma diplomatik.

“Kita meminta Vanuatu untuk tidak menjadi corongnya organisasi Papua Merdeka yang dikomandoi oleh Benny Wenda yang saat ini berada di Inggris, yang pertama banyak norma-norma dan kaedah-kaedah diplomatik yang dilanggar Vanuatu,” ucapnya.

Pihaknya mengatakan sejak tahun lalu Vanuatu kerap bersama Benny Wenda di PBB dan melakukan pelanggaran kaedah diplomatik.

“Tahun kemarin, dia terang-terangan di PBB, di tahun lalu itu ditambah lagi tahun ini. Kedua dia menyisipkan Benny Wenda dalam pertemuan mereka tahun lalu juga di dewan HAM PBB. Tiba-tiba Benny Wenda masuk dalam situ, itu merupakan pelanggaran kaedah diplomatik,” tutupnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya