Berita

Pertemuan Presiden China Xi Jinping dengan Fidel Castro di Havana pada 2014/Net

Dunia

Pakar: Hubungan Diplomatik China-Kuba Tetap Kuat Sejak Dibuka Oleh Fidel Castro 1960

SENIN, 28 SEPTEMBER 2020 | 06:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pakar Kuba Jose Luis Robaina, peneliti senior di Pusat Studi Politik Internasional Havana, mengatakan, hubungan bilateral antara China dan Kuba akan terus diperkuat untuk masa depan yang cemerlang.

Hal itu merujuk pada tujuan dan prinsip kedua negara yang disebutnya memiliki berbagai kesamaan.

"Kedua negara memiliki tujuan dan prinsip yang sama seperti solidaritas dan saling menghormati," kata Robaina, seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (27/9).

Robaina memberikan komentar tersebut kepada Xinhua dalam wawancara baru-baru ini, yang dilakukan menjelang peringatan 60 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara China dan Kuba pada 28 September.

"Persahabatan antara dua pemerintah dan rakyat telah bertahan dalam ujian waktu berkat hubungan yang sangat baik yang menyatukan Partai Komunis China dan Partai Komunis Kuba," katanya.

Pada September 1960, pemimpin revolusi sosialis Kuba Fidel Castro menerima persetujuan dari kerumunan hampir 1 juta orang yang bersorak-sorai di Lapangan Revolusi Havana, yang menyambut baik keputusan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat China, menurut ahli tersebut.

Beberapa minggu setelah momen unik dalam sejarah diplomasi Kuba ini, katanya, kedua negara secara resmi mulai membuka jalan bagi hubungan yang sudah lama dan tak tergoyahkan.

Selain itu, semangat persaudaraan telah menyertai hubungan antara para pemimpin China dan Kuba selama enam dekade terakhir, termasuk kunjungan di tingkat tertinggi.

Pria berusia 74 tahun itu mempelajari sejarah Tiongkok di Universitas Peking antara 1963 dan 1966, bekerja sebagai koresponden di Beijing untuk kantor berita Kuba Prensa Latina antara 1980 dan 1989, dan menjabat sebagai diplomat di kedutaan Kuba di Tiongkok antara 2001 dan 2004.

"Kuba adalah negara pertama di belahan barat yang menjalin hubungan diplomatik dengan China, yang telah menjadi mitra dagang terbesar kedua di pulau itu," kata Robaina.

Pakar tersebut mengatakan banyak orang Kuba dan China telah mendapat manfaat dari pertukaran akademis selama enam dekade, dan telah menjadi pilar kerjasama bilateral yang kuat.

Ratusan orang Kuba telah mengunjungi China untuk kursus pelatihan di berbagai bidang seperti penerbangan, ekstraksi minyak, dan transportasi umum, katanya, mahasiswa China telah belajar bahasa Spanyol di negara Karibia itu.

"Tidak ada negara lain yang memberi Kuba lebih banyak bantuan teknis selain China, yang telah berkontribusi untuk membantu pulau itu meningkatkan transportasi umum dan mengembangkan proyek yang terkait dengan penggunaan sumber energi terbarukan, hanya untuk menyebutkan beberapa contoh," katanya.

Kedua negara telah memperkuat hubungan selama pandemik Covid-19. Sebagai contoh, pemerintah China, perusahaan, dan organisasi sosial telah mengirim pasokan medis ke Kuba, dan para ahli dari kedua belah pihak telah berbagi data ilmiah tentang penyakit mematikan tersebut.

"Kuba dan China telah berhasil menangani keadaan darurat kesehatan, menggunakan protokol serupa dan memberikan bantuan medis kepada dunia sebagai bagian dari respons global terhadap virus korona baru," katanya.

Partisipasi Kuba dalam Belt and Road Initiative yang diusulkan China, katanya, akan meningkatkan integrasi ekonomi antara negara-negara Karibia dan menciptakan lingkungan bisnis yang lebih dinamis untuk kawasan tersebut.

Robaina mengatakan bahwa sidang ke-75 Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menegaskan China dan Kuba harus terus bekerja sama dalam mempromosikan multilateralisme dan kerja sama internasional, sambil membangun sosialisme untuk kesejahteraan dan peningkatan mata pencaharian rakyatnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya