Berita

Ilustrasi/Net

Publika

Kalau Bukan PKI, Nyatakan PKI Jahat Dan Pengkhianat

MINGGU, 27 SEPTEMBER 2020 | 15:19 WIB

BANYAK kalangan pejabat bahkan presiden meragukan keberadaan atau kebangkitan PKI. Bahkan dengan sinis menyatakan bahwa itu hanya koar-koar untuk kepentingan politik semata. Ketika indikasi tuduhan mengarah padanya, maka semua menyangkal bahwa dirinya PKI baik simpatisan ataupun keturunan. keberadaan aturan tentang larangan pengembangan PKI dan komunisme dijadikan tameng untuk "bersih diri".

Di sisi lain masyarakat, khususnya umat Islam, merasakan adanya peningkatan pengaruh paham komunisme dalam kehidupan kemasyarakatan atau kenegaraan. Tercium aroma kemunculan gerakan Neo-PKI. Anak DN Aidit saja sudah berani tampil mengecam Gatot dan KAMI.

Memang "like father like son" sama saja ayah dan anak. Gibran sama dengan Jokowi, ya Ilham Aidit juga pasti sama dengan DN Aidit. PKI itu tak bisa dianggap remeh.


Ketika sulit untuk membantah adanya eskalasi, di saat itu juga bantahan meningkat. Mana PKI? Komunis sudah punah, PKI dulu hanya korban, Film G 30 S PKI manipulatif dan seribu dalih lain dilemparkan. Dan semburan fitnah pun diarahkan pada elemen keagamaan sebagai kelompok radikal dan intoleran. Ini gaya khas komunis yang dikenal dengan "firehose of falsehood". Nembak orang sembunyi diri.

Sudahlah, ambil gampangnya saja kalau merasa bukan PKI, bukan simpatisan apalagi keturunan, bukan pula penyebar paham komunisme, lalu sadar sebagai patriot yang cinta bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka sampaikanlah secara tegas dan nyatakan terbuka bahwa PKI itu adalah jahat dan pengkhianat bangsa. Ajak masyarakat waspada akan kejahatan dan pengkhianatannya. Nah gampang atau gamang?

Bila tak mau dan tak berani, berarti ada rasa simpati atau yakin akan kebenaran perjuangan PKI. Masih "ada rasa" dalam dada. Jika iya, maka konsekuensinya tentu harus siap berhadapan dengan semangat kerakyatan yang muak dengan ulah PKI. Pengkhianat yang pandai pura-pura membela Pancasila padahal dengan berbagai cara ingin mengubah ideologi negara.

Jangan salahkan rakyat jika bertekad untuk membasmi PKI dan paham komunisme sampai ke akar-akarnya. Tak peduli dengan tuduhan intoleran atau radikal sekalipun. PKI dan komunis adalah musuh TNI, rakyat, dan umat beragama. Aparat harus berpihak pada rakyat dan negara. Bukan pada Pemerintah yang Pro-PKI dan komunis. Di mana dan kapan pun.

M Rizal Fadillah
Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya