Berita

Micronesia/Net

Dunia

Kecil-kecil Cabe Rawit, Micronesia Berani Desak AS Dan China Hentikan Perselisihan

MINGGU, 27 SEPTEMBER 2020 | 09:45 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebuah seruan yang sangat berani disampaikan oleh Negara Federasi Micronesia. Salah satu negara terkecil di dunia itu mendesak China dan Amerika Serikat (AS) untuk berhenti berselisih, alih-alih bekerja sama.

Melalui pidato yang disiarkan secara virtual di Sidang Umum PBB pada Jumat (25/9), Presiden Negara Federasi Micronesia, David Panuelo mengakui persaingan telah bermanfaat bagi sebagian orang di Pasifik.

Namun ia memperingatkan hal tersebut juga berpotensi mengancam mematahkan aliansi lama dalam komunitas Pasifik yang kontraproduktif bagi cita-cita mencapai solidaritas, keamanan, dan stabilitas kawasan.

"Mikronesia meminta teman-teman Amerika dan China kami untuk memperkuat kerja sama dan persahabatan mereka satu sama lain ... untuk mencapai yang terbaik bagi komunitas global kami," ujar Panuelo seperti dikutip Reuters.

Mikronesia yang memiliki populasi sekitar 113 ribu dan para tetanggganya di Pasifik telah lama terjebak dalam tarik ulur diplomatik China dan AS.

Seruan Mikronesia menjadi sangat menonjol karena meski banyak negara meminta persatuan, tetapi mereka tidak pernah benar-benar menyebutkan perselisihan antara AS dan China.

Direktur International Crisis Group PBB, Richard Gowan mengatakan sebagian besar pemimpin ingin menghindari terjerat dalam ketegangan sehingga tidak menyebutkan konflik antara Washington dan Beijing.

“Banyak anggota PBB menganggap AS destruktif dan China haus kekuasaan. Mereka tidak menemukan keduanya sangat menarik," kata Gowan.

“Orang Eropa yang ambisius seperti (Presiden Prancis Emmanuel) Macron melihat peluang untuk mengisi celah kepemimpinan, jadi mereka bersedia menantang Beijing dan Washington," sambungnya.

Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB pada Selasa (22/9), Macron dengan jelas menyebutkan persaingan antara China dan AS menganggu kinerja PBB dalam menangani pandemi Covid-19.

"Dunia seperti sekarang ini tidak bisa turun ke persaingan sederhana antara China dan Amerika Serikat, tidak peduli bobot global dari dua kekuatan besar ini, tidak peduli sejarah yang mengikat kita bersama," kata Macron.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga memperingatkan bahwa dunia sedang menuju ke arah yang berbahaya dan tidak dapat memiliki masa depan di mana dua ekonomi terbesar membelah dunia, masing-masing dengan aturan perdagangan dan keuangannya sendiri serta kapasitas internet dan kecerdasan buatan.

Di Pasifik, Cina telah menjalin hubungan ekonomi yang lebih kuat dengan negara-negara pulau kecil, dan menarik negara-negara keluar dari aliansi jangka panjang mereka dengan Taiwan, memenangkan Kiribati dan Kepulauan Solomon pada tahun lalu.

Meski kecil di daratan, negara-negara Pasifik mengendalikan petak besar perairan yang sangat strategis, membentuk batas antara Amerika dan Asia. Saat lautan menghangat dan permukaan laut naik, mereka juga berada di garis depan krisis iklim global.

“Ini adalah harapan saya agar Amerika Serikat dan Republik Rakyat China bersama-sama memperjuangkan tujuan global untuk solidaritas dan kerja sama global, dari perubahan iklim hingga Covid-19,” pungkas Panuelo.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya