Berita

Dr Rizal Ramli/Net

Politik

Penanganan Covid-19 Di Korsel Dan Indonesia Dibandingkan, RR: Srategi Tidak Berubah, Hanya Tambah Kontrol Dan Kuasa

SABTU, 26 SEPTEMBER 2020 | 16:01 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Penanganan pandemi virus corona baru (Covid-19) di Indonesia agaknya susah untuk berjalan efektif. Sebabnya, strategi yang digunakan tidak jelas alias berubah-ubah, hingga tidak mengandalkan sains, teknologi dan epidemiologi yang handal.

Ekonom senior Rizal Ramli kemudian membandingkan dengan pola penanganan Covid-19 di Korea Selatan yang berjalan sukses lantaran memadukan teknologi dan pengujian (testing) yang tidak dilakukan negara lain.

Menurut RR - sapaan akrabnya- di Korsel, kontrol dan komunikasi yang terpusat dan ketakutan konstan akan kegagalan cukup tinggi. Bahkan kondisi ekonomi Korea Selatan juga diperkirakan hanya turun 0,8 persen pada tahun ini.

Penjelasan itu diungkapkan Rizal Ramli dalam cuitan akun Twitter pribadinya sambil menyematkan laman berita Korea Selatan berjudul "Lesson from Korea on How to Manage Covid-19" (belajar dari Korea bagaimana menangani Covid-19), Sabtu (26/9). 

"Bagaimana bisa efektif, srategi tidak berubah, yang ada hanya tambah kontrol dan kuasa, dan ngomong segerobak. Tidak andalkan science, tidak ada ahli-ahli epidemiologi andal, hanya lulusan Bizz school yang hanya bagus bikin bahan presentasi ambyar andalan @jokowi," tulis Rizal Ramli.

RR, sapaan karib Menko Ekuin era presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu menilai, Korea Selatan sangat baik menangani pandemi Covid-19. Sedangkan di Indonesia masih sangat jauh dari kata efektif karena masih minimnya testing dan kontrol, selain ketidakjelasan penangannya.

"Disini kontrol semua, efektivitas zero, ngomong segrobak. Fwd: South Korea halted virus better. Twice the U.S. & U.K. South Korea’s economy to decline by just 0.8 persen, the best among OECD. The key to success came from blending technology, testing dan kontrol," demikian Rizal Ramli.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Timnas Amin Siang Ini Dibubarkan

Selasa, 30 April 2024 | 09:59

Perbuatan Nurul Ghufron Dinilai Tidak Melanggar Etik

Selasa, 30 April 2024 | 09:57

Parpol Ramai-ramai Gabung Koalisi Prabowo Jadi Alarm Matinya Oposisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:55

PKS Oposisi atau Koalisi Tunggu Keputusan Majelis Syuro

Selasa, 30 April 2024 | 09:46

Anggaran Sudah Disetujui, DPRD DKI Tunggu Realisasi RDF Skala Perkotaan

Selasa, 30 April 2024 | 09:36

Beli Sabu, Oknum Polisi Tulungagung Ditangkap

Selasa, 30 April 2024 | 09:31

MPR akan Bangun Komunikasi Politik dengan Jokowi hingga Hamzah Haz Jelang Transisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:27

Jakarta Hari Ini Cenderung Cerah Berawan

Selasa, 30 April 2024 | 09:19

Perahu Rombongan Kader PMII Terbalik, Satu Meninggal

Selasa, 30 April 2024 | 09:06

2 Mei, Penentu Lolos Tidaknya Garuda Muda ke Olimpiade Paris

Selasa, 30 April 2024 | 08:48

Selengkapnya