Berita

Pesawat Pakistan International Airlines/Net

Dunia

Skandal Lisensi Palsu, ICAO Minta Pakistan Bekukan Penerbitan Izin Terbang Pilot Baru

JUMAT, 25 SEPTEMBER 2020 | 10:17 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) telah meminta otoritas Pakistan untuk menangguhkan penerbitan lisensi pilot baru seiring penyelidikan skandal lisensi palsu masih dilakukan.

Dalam dokumen yang dilihat oleh Reuters pada Kamis (24/9), rekomendasi ICAO tersebut muncul beberapa hari setelah Pakistan membuka penyelidikan kasus tersebut pada Rabu (16/9).

Penyelidikan dilakukan terhadap 50 pilot dan lima pejabat otoritas penerbangan sipil yang diduga membantu mereka memalsukan kredensial untuk mendapatkan lisensi.

"Pakistan harus meningkatkan dan memperkuat sistem perizinannya untuk memastikan bahwa ia memperhitungkan semua proses dan prosedur yang diperlukan dan mencegah inkonsistensi dan malpraktek sebelum lisensi baru dikeluarkan," tulis ICAO dalam surat yang dikirim kepada Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan (PCAA).

Seorang pejabat kementerian penerbangan Pakistan mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya memang belum mengeluarkan izin baru sejak Juli, atau ketika skandal tersebut muncul.

ICAO sendiri dijadwalkan untuk melakukan audit pada November sehingga PCAA memiliki waktu untuk memperbaiki sistem.

Skandal lisensi palsu pilot di Pakistan muncul setelah terjadinya kecelakaan yang menimpa pesawat Pakistan International Airlines (PIA) pada Juni.

Kecelakaan tersebut membuka fakta bahwa sekitar 30 persen dari 860 pilot sipil di Pakistan mengantongi lisensi palsu. Sebanyak 262 pilot tersebut diketahui tidak mengikuti ujian untuk mendapatkan lisensi terbang. Sebagai gantinya, mereka membayar "joki" untuk mengikuti ujian itu hingga lulus.

 Temuan tersebut akhirnya membuat banyak pilot Pakistan dilarang terbang sementara. Beberapa maskapai asing yang mempekerjakan pilot Pakistan juga telah menangguhkan para pilot tersebut.

Sementara PIA sendiri dilarang terbang ke Eropa dan Amerika Serikat.

Insiden tersebut membuat Pakistan mencabut lisensi 50 pilot dan menangguhkan 32 lisensi pilot lainnya selama satu tahun.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya