Berita

Warga Palestina gembira saat Hamas mengatakan pihaknya mencapai kesepakatan dengan saingan Palestina Fatah/Net

Dunia

Hamas Dan Fatah Mulai Akur, Sepakat Gelar Pemilu Pertama Palestina Sejak 15 Tahun

JUMAT, 25 SEPTEMBER 2020 | 06:14 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kedua kelompok yang selama ini jadi seteru di Palestina, Hamas dan Fatah, akhirnya satu suara untuk menggelar pemilihan umum di wilayah itu.

Penguasa Gaza Hamas dan seteru mereka di Tepi Barat yang diduduki, Fatah, telah setuju untuk mengadakan pemilihan umum Palestina pertama dalam hampir 15 tahun, demikian dikatakan para pejabat dari kedua belah pihak seperti dilaporkan  AFP, Kamis (24/9).

Menurut rencana pemungutan suara tersebut akan dijadwalkan dalam enam bulan ke depan di bawah kesepakatan yang dicapai antara pemimpin Fatah Mahmud Abbas dan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh.


"Kami telah sepakat untuk pertama-tama mengadakan pemilihan legislatif, kemudian pemilihan Presiden Otoritas Palestina, dan terakhir Dewan Pusat Organisasi Pembebasan Palestina," kata Jibril Rajub, seorang pejabat senior Fatah, seperti dikutip dari AFP, Kamis (24/9).

Saleh al-Arouri, seorang pejabat tinggi Hamas, mengatakan kesepakatan itu dicapai selama pertemuan yang diadakan di Turki.

"Kali ini kami mencapai konsensus yang nyata," katanya, berbicara kepada AFP melalui telepon dari Istanbul.

“Perpecahan telah merusak tujuan nasional kami dan kami sedang bekerja untuk mengakhirinya,” Arouri menambahkan.

Pemilihan parlemen Palestina terakhir diadakan pada tahun 2006 ketika Hamas menang telak secara tak terduga.

Kedua belah pihak membentuk pemerintah persatuan setelah pemungutan suara tahun 2006, tetapi segera runtuh dan bentrokan berdarah meletus di Jalur Gaza antara kedua pihak pada tahun berikutnya.

Hamas sejak itu memerintah Gaza, sementara Fatah menjalankan Otoritas Palestina yang berbasis di kota Ramallah, Tepi Barat.

Berbagai upaya rekonsiliasi gagal menutup keretakan, termasuk perjanjian pertukaran tahanan pada 2012 dan pemerintahan persatuan yang berumur pendek dua tahun kemudian.

Pembicaraan baru-baru ini telah dipicu oleh dua negara Arab, Uni Emirat Arab dan Bahrain yang menormalisasi hubungan mereka dengan Israel.

Kesepakatan tersebut putus dengan konsensus Arab selama puluhan tahun yang menyatakan bahwa hubungan dengan negara Yahudi tidak boleh dinormalisasi sampai telah menandatangani kesepakatan damai yang komprehensif dengan Palestina.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya