Berita

Gambar satelit yang menunjukkan fasilitas penahanan di Xinjiang/Net

Dunia

China Tambah Kamp Penahanan Uighur Di Xinjiang, Totalnya Lebih Dari 380

KAMIS, 24 SEPTEMBER 2020 | 13:54 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kamp-kamp yang diduga sebagai pusat penahanan minoritas Uighur di Xinjiang dilaporkan mengalami perluasan dan penambahan dalam beberapa tahun terakhir.

Sebuah penelitian yang dipresentasikan oleh lembaga think tank, Australian Strategic Policy Institute pada Kamis (24/9) menunjukkan, jaringan pusat penahanan yang dibuat oleh pemerintah China di Xinjiang jauh lebih besar.

Dimuat AFP, jumlah kamp penahanan tersebut 40 persen lebih banyak dari perkiraan sebelumnya dan terus bertambah.

Dari hasil identifikasi lembaga tersebut, ada lebih 380 situs di Xinjiang yang diduga kuat menjadi fasilitas penahanan lebih dari satu juta etnis Uighur dan minoritas lainnya, termasuk muslim Turki.

Identifikasi sendiri dilakukan dengan menggunakan citra satelit, saksi mata, laporan media, dan dokumen resmi tender konstruksi.

"Setidaknya 61 lokasi penahanan telah melakuakn pekerjaan kontruksi dan perluasan baru antara Juli 2019 hingga Juli 2020," ujar lembaga itu.

Selain itu, sebanyak 14 fasilitas saat ini tengah dibangun. Sementara 70 lainnya tampak dialihfungsikan atau fitutup, karena pagar dan dinding pembatas telah dilepas.

Di sisi lain dari perluasan dan penambahan fasilitas penahanan, China sendiri mengklaim banyak orang Uighur yang telah dibebaskan.

Atas laporan tersebut, media pemerintah China Global Times memuat, kontributor Australian Strategic Policy Institute, Clive Hamilton dan Alex Joske dilarang memasuki negara itu.

Penahanan minoritas Uighur dan dugaan adanya pelanggaran hak asasi manusia yang diyakini oleh banyak kelompok HAM dan PBB masih menjadi isu.

Bahkan hal tersebut juga menambah ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS).

Baru-baru ini, AS mengeluarkan UU terkait larangan impor barang dari Xinjiang yang diduga hasil kerja paksa terhadap minoritas Uighur.

Sejauh ini, China sendiri mengklaim fasilitas penahanan tersebut merupakan kamp-kamp kejuruan untuk mengajarkan berbagai keterampilan bagi etnis Uighur.

Dalam buku putihnya, Beijing membela kebijakannya di Xinjiang. Pemerintahan Xi Jinping menyebut pusat-pusat pelatihan itu yang diperlukan untuk membasmi ekstremisme.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya