Berita

Sekum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti/Repro

Politik

PP Muhammadiyah: Desember Masih Darurat, Idealnya Pilkada Digelar Setelah Puncak Covid-19

RABU, 23 SEPTEMBER 2020 | 21:36 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Desakan untuk pemerintah, DPR dan juga penyelenggara pemilu menunda gelaran Pilkada Serentak 2020 yang disampaikan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah berdasar pada alasan kedaruratan.

Begitulah yang diungkap Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti dalam diskusi virtual JPPR bertajuk 'Pilkada 2020 Tetap Lanjut: Ambyar atau Solutif', Rabu (23/9).

"Semua kita sepakat covid masalah bersama-sama, ini masalah bangsa secara keseluruhan, sehingga sikap dan pandangnya terkait covid ini harus sama," ujar Abdul Mu'ti.


"Kami di ormas ini masih memandang situasi sekarang ini masih darurat, belum ada tanda-tanda akan berakhir," sambungnya.

Bahkan, Abdul Mu'ti mengaku telah berdiskusi dan meminta penilaian kepada pakar epidemiologi dan viriologi mengenai kondisi penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Hasilnya, banyak yang menilai kondisi pandemi di Tanah Air belum mencapai puncaknya hingga hari H pencoblosan Pilkada pada tanggal 9 Desember mendatang.

"Bahkan ahli epidemilogi mengatakan belum sampai puncaknya. Maka trennya diprediksi akan terus naik, bahkan bulan
Desmeber trennya akan terjadi di bulan-bulan itu," bebernya.

Karena itu, dia menegaskan sikap PP Muhammadiyah yang menyarankan pemerintah untuk menunda gelaran pesta demokrasi 5 tahunan di 270 daerah tersebut.

Karena dia mendapat informasi mengenai vaksin Covid-19 yang dianggap mampu menetralisir penyebaran virus belum bisa dipergunakan hingga saat Pilkada digelar.

"Kami memandang Desember itu masih situasi masih darurat covid, dan vaksin belum bisa ditemukan bahkan belum bisa dipergunakan. Maka di dalam pernyataan kami memang tidak disebutkan kapan. Tapi ketika dimungkinkan, idealnya ketika puncak sudah terjadi dan itu sudah mulai melandai, maka akan lebih kondusif untuk diselenggarakan acara pemilukada," ungkapnya.

"Dibandingkan dengan, mohon maaf, penundaan yang dari September ke Desember itu masih telalu buru-buru menurut kami. Sehingga keadaan itu  memungkinkan kita harus melihat lagi sebagai sesuatu yang sangat mungkin untuk pilkada ditunda," demikian Abdul Mu'ti.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya