Berita

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan saat memberikan pidatonya secara virtual di Sidang Majelis Umum PBB ke-75/Net

Dunia

Pidato Erdogan Terus Kritik Israel, Dubes Gilad Erdan Tinggalkan Aula PBB

RABU, 23 SEPTEMBER 2020 | 09:33 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebuah insiden menarik perhatian terjadi ketika Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memberikan pidatonya secara virtual dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-75.

Dalam pidatonya, Erdogan tidak tanggung-tanggung memberikan kritik keras kepada Israel atas kebijakannya terhadap Palestina.

Hal tersebut membuat utusan Israel untuk PBB, Dutabesar Gilad Erdan yang hadir secara tatap muka meninggalkan aula.

"Tangan kotor yang mencapai privasi Yerusalem, tempat-tempat suci tiga agama besar hidup berdampingan, terus meningkatkan keberaniannya," ujar Erdogan menyindir Israel, seperti dikutip Anadolu Agency, Rabu (23/9).

"Rakyat Palestina telah menentang kebijakan penindasan, kekerasan, dan intimidasi Israel selama lebih dari setengah abad," lanjutnya.

Erdogan kemudian menegaskan, Turki tidak akan mendukung rencana apa pun yang tidak disetujui oleh rakyat Palestina. Termasuk "Kesepakatan Abad Ini" yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Menurut Erdogan, proposal Trump untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah merupakan dukungan pada Israel untuk hanya memberikan wilayah Gaza bagi Negara Palestina.

"Partisipasi beberapa negara di kawasan dalam permainan ini tidak berarti apa-apa selain melayani upaya Israel untuk mengikis parameter dasar internasional," sambungnya.

Pernyataan Erdogan sendiri merujuk pada keputusan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain yang melakukan kesepakatan damai dengan Israel.

"Negara-negara itu telah menyatakan niat mereka untuk membuka kedutaan besar di Yerusalem, yang melanggar resolusi PBB dan hukum internasional, hanya membuat konflik semakin rumit dengan tindakan mereka," tutur Erdogan.

Erdogan menekankan, konflik hanya dapat diselesaikan dengan pembentukan negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan bersebelahan berdasarkan perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

"Mencari solusi selain ini sia-sia, sepihak dan tidak adil," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya