Berita

Boeing E-7/Net

Dunia

Anggaran Meledak, Inggris Terpaksa Kurangi Pesanan Pesawat Boeing E-7 AEW Dari Nilai Kontrak

RABU, 23 SEPTEMBER 2020 | 06:22 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Inggris terpaksa harus mengurangi pesanan pesawat E-7 Wedgetail, yang merupakan pesawat peringatan dini udara, ketika menyadari biaya yang harus dikeluarkannya membengkak hampir 50 persen. Negara itu harus melakukan penghematan di tengah pandemik yang telah membuat ekonomi negara itu sedikit terguncang dengan terpaksa tidak memenuhi komitmennya ada kesepakatan yang telah dibuat dengan Boeing.

Kurang dari 18 bulan setelah penandatangan kontrak senilai 1,98 miliar dolar AS untuk lima buah pesawat pada 22 Maret 2019 lalu, Inggris segera melakukan pembicaraan dengan perusahaan pesawat itu.

Kementerian Pertahanan mendekati Boeing selama musim panas untuk mengurangi jumlah pesawat dari lima menjadi tiga. Sebab hanya dalam waktu 5 bulan, pengeluaran untuk pembelian pesawat tersebut membengkak mencapai 50 persen, dari total 1,98 miliar dolar AS pada Maret 2019, menjadi 2,68 miliar dolar AS pada nilai tukar per Selasa (22/9).


Koresponden pertahanan The Times, Lucy Fisher, melaporkan dalam serangkaian Tweet.

“Kementerian Pertahanan menilai dengan mengurangi (tetapi tidak menghapus) pesanan Wedgetail dapat menghemat ratusan juta pound selama 10 tahun, sambil mempertahankan beberapa ratus pekerja terampil,” bunyi cuitan Fisher, dikutip dari Defense Aerospace.

"Tokoh AS [tidak] senang, setelah Boeing berinvestasi untuk meningkatkan industri Inggris," Fisher mengutip satu sumber yang mengatakan, "Orang Amerika sangat marah tentang hal itu. Ini buruk bagi Boeing, Inggris telah menyambut komitmen yang telah disepakati sebelumnya ketika AS cukup akomodatif dalam mencoba membantu mereka.”

Wedgetail semula dimaksudkan untuk menggantikan armada enam pesawat Boeing E-3D Angkatan Udara Kerajaan Inggris. Pesawat AWACS, dua di antaranya secara virtual sudah pensiun dan dianggap sebagai ‘aset jangka panjang yang tidak dapat digunakan’ oleh Angkatan Udara Britania Raya (RAF).

Menurut kontrak 2019, RAF Wedgetail pertama akan beroperasi pada 2023. Pesawat saat ini merupakan kerja sama dengan Australia, Korea Selatan, dan Turki.

"Kompromi masih bisa terjadi di mana Inggris hanya mengurangi pesanan satu per satu, sehingga total menjadi empat jet," tambah Fisher.

Juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan "Kami secara teratur mendiskusikan program peralatan dengan mitra kami, terutama dalam hal melakukan penghematan dan pemotongan biaya yang telah disesuaikan."

Sementara juru bicara Boeing menambahkan bahwa, "Kami tidak mengomentari masalah komersial. Namun, Wedgetail adalah pesawat komando dan kendali yang paling canggih, mampu dan dapat diandalkan di dunia. Akan memberi RAF kemampuan tempur tak tertandingi dengan resiko yang sangat rendah."

Pada saat kontrak diumumkan, akuisisi Wedgetail sempat dikritik karena menambahkan pesawat lain ke inventaris RAF yang tidak dapat diisi bahan bakar oleh tanker udara Voyager, yang tidak memiliki boom pengisian bahan bakar garis tengah.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya