Berita

Ilustrasi Pilkada Serentak 2020/RMOLNetwork

Politik

Legal Culture Institute: Pilkada Desember Bukti Eksekutif Dan Legislatif Tak Prihatin Dan Lalai Dengan Nyawa Rakyat

RABU, 23 SEPTEMBER 2020 | 03:39 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Keputusan rapat kerja antara Komisi II DPR RI dan pemerintah yang tetap menggelar Pilkada Serentak 2020 digelar bulan Desember dinilai sebagai ketidakprihatinan pemerintah terhadap nyawa rakyat.

Sebab dengan keputusan tersebut, pemerintah menempatkan rakyat dengan ancaman wabah virus corona baru (Covid-19) yang belum menunjukkan tanda-tanda penurunan di Indonesia.

"Pilkada tetap digelar 9 Desember dengan alasan situasi masih terkendali dalam penanganan Covid 19 adalah bukti ketidakprihatinan dan kelalaian eksekutif dan legislatif terhadap nyawa masyarakat," kata Direktur Legal Culture Institute, M Rizqi Azmi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/9).

Ia menjabarkan fakta penyebaran Covid-19 yang masih tinggi. Per 22 September, kata dia, jumlah kematian akibat Covid-19 sudah menyentuh angka 9.837 jiwa.

"Kesimpulan raker kontraproduktif dengan data satgas Covid-19. Sudah terbukti betapa ganasnya Covid-19 merenggut 160 nyawa dalam hitungan 24 jam dengan mencatatkan jumlah kematian 9.837 orang se-Indonesia. Fatality rate-nya termasuk yang paling tinggi se-Asia," jelasnya.

Oleh karenanya, berdasarkan analisanya, penundaan pilkada menjadi satu-satunya opsi terbaik di tengah ancaman corona yang masih menghantui masyarakat. Selain demi menyelamatkan nyawa, jelasnya, penundaan pilkada juga bisa menyelamatkan demokrasi dari korupsi politik.

"Minimal 7 bansos yang menjadi triger ekonomi di masa ini tidak menjadi bahan bancakan atau komoditas politik dalam pilkada oleh oknum-oknum elite atau pemda yang ikut berkontestasi. Hal ini terbukti dari supervisi Polri yang menemukan 107 kasus dugaan penyalahgunaan bansos Covid-19 di beberapa daerah yang rata-rata sedang melaksanakan tahapan pilkada," tandasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya