Berita

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat memberikan pesannya secara virtual/Ist

Dunia

Menlu Retno: PBB Harus Beri Dampak Nyata Dan Tak Terjebak Pada Retorika

SELASA, 22 SEPTEMBER 2020 | 08:34 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Berbagai kebijakan unilateralisme yang diambil oleh sejumlah negara membuat tantangan kerja sama multilateral semakin sulit. Namun hal tersebut tidak dapat dibiarkan karena negara lemah akan semakin terpinggirkan.

Begitu pesan virtual yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat berpartisipasi dalam rangkaian Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum PBB ke-75.

Dengan tema “The Future We Want, the United Nations We Need: Reaffirming Our Collective Commitment to Multilateralism", sidang majelis umum tahun ini ditujukan untuk memetakan jalan menuju masa depan dunia yang lebih baik dan efektif.

Retno menggarisbawahi, ekspektasi dunia terhadap PBB semakin meningkat, untuk dapat perkuat kepemimpinan global dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat luas. Untuk itu negara-negara harus bekerja sama membangun multilateralisme.

"Without multilateralism, the mighty takes all,” tekan Retno, seperti dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (22/9).

Ada dua hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan multilateralisme. Pertama, PBB harus memberikan dampak nyata dan tidak terjebak pada retorika.

Terkait vaksin, sebagai jangka pendek, PBB harus berupaya menjamin dan memfasilitasi akses kebutuhan vaksin dan obat-obatan yang terjangkau bagi semua.

Selain itu, PBB harus berupaya untuk menciptakan ketahanan ekonomi global dan penguatan sistem kesehatan global sebagai jangka panjang.

"PBB harus tetap relevan dan dapat mengantisipasi tantangan mendatang," lanjut Retno pada poin kedua.

Dalam hal ini, ia mengatakan, PBB harus terus memperbaiki diri agar tetap efisien, adaptif dan memiliki kemampuan deteksi dini.

Serangkaian Sidang Majelis Umum PBB ke-75 sendiri digelar secara hybrid atau campuran dan telah mengesahkan Deklarasi “Peringatan 75 Tahun PBB” yang berisi komitmen langkah kongkrit global untuk ciptakan perdamaian dan kerjasama internasional di berbagai bidang.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya