Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Gde Siriana: Maksud Jokowi Menenangkan, Tapi Dia Membohongi Rakyat

KAMIS, 10 SEPTEMBER 2020 | 10:17 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Perkembangan penanganan pandemi Covid-19 yang masih melonjak kasus positifnya mendapat kritik dari Direktur Indonesia Future Studies (Infus) Gde Siriana Yusuf.

Pasalnya, Gde Siriana melihat kondisi pandemi saat ini tidak seperti apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada Selasa (1/9) yang mengklaim posisi Indonesia relatif terkendali dibanding sejumlah negara lain. 

"Jokowi tidak mampu memahami situasi pandemi, sehingga kebijakannya melawan pandemi tidak efektif dan membuat pernyataan-pernyataan yang tidak mencerminkan fakta sebenarnya," ujar Gde Siriana kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (10/9). 


Karena itu, Aktivis Bandung Intiative ini menilai rezim Jokowi telah membohongi rakyat, jika melihat data Covid-19 yang hingga Rabu kemarin (9/9) jumlah total kasus positif corona telah mencapai 203.342 orang terinfeksi, dengan total kasus sembuh 145.200 orang, dan meninggal 8.336 jiwa. 

"Jokowi dapat dikatakan membohongi masyarakat atas parahnya pandemi. Mungkin maksudnya untuk menenangkan masyarakat. Tapi membohongi masyarakat atas fakta sebenarnya dapat menimbulkan respon masyarakat yang tidak semestinya," ungkapnya.

Bahkan menurut Gde Siriana, apa yang disampaikan Jokowi juga dapat disalahartikan oleh para pembantunya di level bawah, khususnya dalam hal menyusun kebijakan. 

Lebih jauh lagi, Gde Siriana mengaku khawatir jika pemerintahan Jokowi terus menyampaikan perkembangan penanganan Covid-19 yang tidak seperti sebenarnya terjadi. Karena dapat berpengaruh kepada cara pandang dunia kepada Indonesia. 

"Risiko di dunia internasional ini bisa disebut rezim pembohong dan akan ditinggalkan internasional terkait pandemi," demikian Gde Siriana Yusuf. 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya