Berita

Anggota Komisi IX DPR, Kurniasih Mufidayati/ist

Politik

Pemboikotan WNI Di Luar Negeri Bukti Penanganan Covid-19 Dalam Negeri Belum Pas

RABU, 09 SEPTEMBER 2020 | 14:36 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Larangan puluhan negara terhadap masuknya warga negara Indonesia (WNI) mengindikasikan penanganan virus corona baru (Covid-19) dalam negeri belum berjalan baik.

"Kebijakan 59 negara tersebut mengonfirmasi pendekatan penanganan Covid-19 di Indonesia belum pas. Berbagai lobi juga akan sia-sia kecuali satu hal, yakni menurunkan angka konfirmasi positif Covid-19. Tidak ada jalan lain," kata anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS, Kurniasih Mufidayati dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/9).

Untuk menurunkan angka konfirmasi positif, hal yang harus dilakukan yakni dengan mengutamakan kesehatan dibanding kepentingan lain, termasuk ekonomi. Hal itu penting karena saat ini, selain kasus Covid-19 yang tak kunjung turun, ekonomi Tanah Air juga sudah dalam jurang resesi.

Saat ini, kata Mufida, kebijakan testing dan tracing harus dimasifkan. Ketimpangan rasio tes PCR antara provinsi satu dengan provinsi yang lainnya juga harus dikurangi. Setelah tes masif digalakkan, pemerintah perlu memperbanyak sarana isolasi mandiri bagi orang terkonfirmasi positif tanpa gejala.

"Sekarang OTG dengan klaster keluarga mulai dominan, tetapi sarana untuk isolasi mandiri belum tersedia secara merata di daerah-daerah. Ini semua menjadi kewajiban pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan sarana yang memadai," jelasnya.

Selain itu, pengetatan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga perlu dipertimbangkan kembali. Sebab, belakangan kesadaran masyarakat mulai terkikis.

"Sekarang ada jargon umum 'asal memakai protokol kesehatan' semua agenda diperbolehkan. Tapi fakta di lapangan tidak ketat memberlakukan protokol kesehatan. Pemerintah perlu menginjak rem terutama di provinsi-provinsi penyumbang kasus konfirmasi terbesar Covid-19," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya