Berita

Media China melaporkan pihak berwenang Australia telah menggerebek rumah sejumlah jurnalis China di sana/Net

Dunia

Ketegangan Meningkat, Xinhua: Australia Pernah Menggerebek Rumah Sejumlah Jurnalis China

RABU, 09 SEPTEMBER 2020 | 11:36 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ketegangan antara China dan Australia terkait dengan kegiatan jurnalisme semakin meningkat.

Kemarin, Selasa (8/9) Australia mengevakuasi dua wartawan ABC dan AFR dari China karena adanya risiko keselamatan setelah mereka mencari perlindungan di perwakilan.

Beberapa saat setelahnya, kantor berita pemerintah China Xinhua melaporkan, staf badan intelijen Australia telah menggeledah sejumlah rumah wartawan China pada 26 Juni. Mereka mengecek komputer serta ponsel para jurnalis.

Dalam laporan tersebut, Xinhua menyebut, para jurnalis diminta untuk diam atas "penggerebekan" tersebut.

Melansir Reuters, Kedutaan Besar China di Canberra mengatakan, pihaknya telah memberikan dukungan konsuler kepada jurnalisnya di Australia dan membuat representasi dengan otoritas Australia terkait untuk melindungi hak dan kepentingan yang sah dari warga China.

Laporan Xinhua juga mengecam penggeledahan rumah dan kantor politikus negara bagian New South Wales. Shaoquett Moselmane pada hari yang sama.

Ketika itu, Polisi Federal Australia (AFP) menggeledah kantor Moselmane dan karyawannya, John Zhang dengan surat perintah penggeledahan. Ditanya tentang penggerebekan yang dilaporkan di rumah jurnalis, AFP tidak memberikan komentar.

Pihak berwenang Australia menuduh dia menjadi sasaran atas pencapaian China dalam memerangi epidemi dan mengkritik kebijakan Australia, lapor Xinhua.

"Di negara yang disebut 'supremasi hukum', tidak ada pembenaran dan tidak ada bukti konklusif untuk menggeledah rumah dan menyita barang-barang pribadi, yang sepenuhnya melakukan 'teror putih' terhadap personel institusi China dan teman China," demikian bunyi laporan tersebut.

Dalam beberapa waktu terakhir, Australia memiliki hubungan diplomatik yang buruk dengan China. Berawal ketika China marah atas seruan Australia untuk membentuk penyelidikan internasional terhadap sumber virus corona.

Sementara itu, dua jurnalis Australia berhasil tiba di Sydney pada Selasa setelah mencari perlindungan di Kedutaan Besar Australia di Beijing dan Konsulat Jenderal di Shanghai.

Mereka mencari perlindungan sepekan setelah polisi memasuki rumah mereka untuk melakukan interogasi dan keduanya dilarang meninggalkan China.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya