Berita

Faisal Basri saat diskusi soal ekonomi dan penanganan Covid-19/Repro

Bisnis

Faisal Basri: Strategi Perbaikan Ekonomi Jelas Dan Berlapis, Tapi Penanganan Covid-19 Tidak Pernah Jelas!

SABTU, 05 SEPTEMBER 2020 | 11:57 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Penanganan multi krisis pandemik virus corona baru (Covid-19) oleh pemerintah dianggap berat sebelah oleh ekonom Faisal Basri.

Pengajar di Universitas Indonesia ini melihat, pemerintah cenderung mengutamakan krisis ekonomi ketimbang pandemik Covid-19.

"Jadi kita lihat dalam penanganan virus kita heavy di ekonomi. Strategi untuk ekonomi jelas, bahkan berlapis, namun untuk menangani pandemik tidak pernah jelas," kata Faisal dalam diskusi virtual Smart FM, Sabtu (5/9).


Seharusnya, lanjut Faisal, persoalan mendasar dari krisis yang dihadapi banyak negara di dunia ialah Covid-19. Sehingga, menurutnya, persoalan yang harus diatasi terlebih dahulu adalah menanggulangi pandemik virus asal Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

"Kalau saya lihat, kita ini punya akar masalah tapi yang kita selesaikan bukan akar masalahnya. Ini ibaratnya Kemenkeu, BI, OJK, LPS, Kemenlu sudah bekerja maksimal sebagai pemadam kebakaran," kata Faisal.

"Kebakaran sendiri, akar masalahnya belum diselesaikan. Jadi sekuat-kuatnya kementerian ini bekerja ini ibarat mengucurkan air di ember yang bocor," sambungnya.

Sementara dari sisi penangan Covid-19, Faisal melihat pemerintah tidak serius menyelesaikan. Karena dia mengaku telah menyampaikan kepada pemerintah untuk memperkuat pelacalan kasus positif corona.

Bahkan dia juga mengaku telah mencoba membantu pemerintah dengan memberikan data orang-orang yang kemungkinan tertular Covid-19, yang ia sampaikan kepada Badan Pusat Statistik (BPS).

"Untuk menangani pandemik tidak pernah jelas. Bagaimana strategi pelacakan kontak tracing. Setidaknya kita butuh 200 ribu orang untuk tracing ini. Saya sudah sarangkan orang BPS yang sedang lakukan sensus itu untuk lacak, tapi hanya diam saja," demikian Faisal Basri menambahkan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya