Berita

Pemimpin oposisi Alexei Navalny/Net

Dunia

Ahli Toksikologi: Tak Ada Racun, Sebelum Dirawat Alexei Navalny Punya Masalah Pencernaan Karena Diet

SABTU, 05 SEPTEMBER 2020 | 06:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ahli toksikologi dari Omsk Rusia, Alexander Sabayev, akhirnya mengungkapkan hasil penelitiannya yang menjelaskan bahwa pemimpin oposisi Alexei Navalny seminggu sebelum dirawat di rumah sakit di Omsk memiliki masalah perut, karena sedang menjalani diet penurunan berat badan yang berimbas pada masalah pencernaan.

Berbicara kepada wartawan pada Jumat (4/9), Sabayev mengungkapkan bahwa kesehatan Navalny yang memburuk secara tiba-tiba bisa jadi dipicu oleh faktor eksternal. "Mungkin stres, kelelahan, faktor suhu - berada di bawah sinar matahari terlalu lama atau hipotermia. Faktor eksternal -apa pun- mungkin telah menjadi penyebab kerusakan mendadak, bahkan sarapan sederhana yang dilewatinya,” kata ahli toksikologi.

“Data anamnesis, yakni riwayat penyakit, menunjuk pada fakta bahwa memang ada masalah, dan masalah tersebut bertahan selama 5-7 hari. Ada masalah pencernaan, gizi. Di mana pada hari-hari belakangan diketahui pasien melakukan diet yang berhubungan dengan penurunan berat badan, penurunan massa tubuh,” terangnya, seperti dikutip dari TASS, Jumat (4/9).

"Sementara, racun akan meninggalkan jejaknya saat bergerak ke seluruh tubuh, termasuk hati, paru-paru, dan ginjal. Namun, dalam kasus klinis ini selama pasien dirawat di rumah sakit, baik ginjal maupun paru-paru maupun hati, tidak terpengaruh selama tahap awal. Jadi, kami dapat mengatakan bahwa tidak ada racun dalam organisme pasien," jelas Sabaev.

Rumah sakit darurat tempat Navalny dirawat telah melakukan pemeriksaan mendalam dan bekerja pada versi keracunan setibanya di fasilitas medis.

"Selama jam-jam pertama pasien dirawat di rumah sakit, kami menguji organisme pasien untuk jangkauan maksimum racun,” jelas Sabaev yang kembali menekankan tidak ada racun dalam tubuh Navalny.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya