Berita

Seorang perempuan memakai masker dukungan untuk Presiden Jair Bolsonaro/Net

Dunia

Brasil Alami Tren Penurunan Infeksi Corona, Para Ahli: Jangan Lega Dulu

KAMIS, 03 SEPTEMBER 2020 | 08:16 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebuah kabar baik datang dari Brasil. Negara di Amerika Latin tersebut tampak mulai menuruni kurva infeksi Covid-19.

Untuk pertama kalinya sejak Mei, korban tewas akibat Covid-19 di Brasil mengalami penurunan. Tingkat kematian harian rata-rata turun di bawah 900 per hari pada pekan lalu. Angka tersebut berada di bawah milik Amerika Serikat dan India.

Selain iu, menurut para peneliti di Imperial College London, tingkat penularan virus corona di Brasil juga mulai melambat menjadi di bawah 1.

Sejauh ini, data dari Reuters menunjukkan, Brasil sudah mengonfirmasi hampir 4 juta kasus dengan lebih dari 120 ribu kematian. Dengan begitu, Brasil masih menempati posisi negara kedua paling terinfeksi di dunia setelah AS, sebelum India.

Kendati begitu, masih terlalu dini untuk menyebut wabah Covid-19 di Brasil mereda. Lantaran bulan lalu Brasil juga sempat mengalami penurunan infeksi sebelum akhirnya naik kembali dalam sepekan.

"Kami berada dalam tren menurun dibandingkan dengan dataran tinggi sebelumnya," ujar pakar penyakit menular dari Universitas Federal Rio de Janeiro, Roberto Medronho.

"Tapi, angkanya masih tinggi dan kita harus tetap waspada agar tidak bertambah lagi," sambungnya.

Seorang profesor di Yale School of Public Health, Albert Ko mengatakan, Brasil merupakan sebuah contoh peringatan bagi beberapa negara seperti India yang saat ini mengalami lonjakan kasus.

"Brasil adalah kisah peringatan. Epidemi terpukul keras dan banyak intervensi berbasis bukti tidak diterapkan atau dilakukan dengan benar di banyak tempat," jelasnya.

Selama ini, Brasil mengalami hambatan dalam memberlakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus.

Presiden Jair Bolsonaro menolak pemberlakuan kuncian nasional dengan dalih berbahaya bagi perekonomian negara. Selain itu, banyak wilayah yang tidak menerapkan aturan jarak sosial.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya