Berita

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani/Net

Politik

Iwan Sumule: SMI Tak Mampu Kelola Sektor Fiskal, Moneter Malah Diotak-atik

KAMIS, 03 SEPTEMBER 2020 | 05:46 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Rencana pembentukan dewan moneter yang tengah dibahas Badan Legislasi DPR RI melalui Revisi UU 23/1999 tentang Bank Indonesia (BI) disayangkan Ketua Majelis Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM), Iwan Sumule.

Dalam pembahasan tersebut, ada penambahan pasal, yakni Pasal 9 yang mengatur anggota dewan moneter berisi anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Pada ayat 3 Pasal 9a mengatur bahwa dewan moneter terdiri dari 5 anggota, yaitu Menteri Keuangan, satu orang menteri yang membidangi perekonomian, Gubernur BI, Deputi Senior BI, serta Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Keberadaan Menteri Keuangan inilah yang dikritisi Iwan Sumule. Sebab nantinya, Menkeu Sri Mulyani akan bertindak sebagai ketua dewan moneter.

Padahal menurutnya, keberadaan Sri Mulyani selama dua periode pemerintahan Presiden Joko Widodo tak menunjukkan prestasi yang membanggakan, bahkan dianggap telah gagal.

"Tak mampu kelolah sektor fiskal, yang diotak-atik malah moneter. Keterpurukan ekonomi negara menunjukkan ketidakmampuan SMI (Sri Mulyani) kelolah sektor fiskal," kata Iwan Sumule di akun Twitternya, Rabu (2/9).

Ia bahkan mengingatkan publik tentang posisi Sri Mulyani terdahulu sebagai Ketua KSSK. Di bawah kepemimpinan SMI, muncul mega skandal korupsi Bank Century tahun 2008. Kala itu SMI dianggap memiliki peran penting dalam penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik yang diduga merugikan keuangan negara triliunan rupiah.

SMI memutuskan kebijakan besar yang belakangan dianggap sebagai salah satu skandal keuangan terbesar di Indonesia. Akibat keputusannya, negara diduga mengalami kerugian triliunan rupiah karena ada dugaan penyelewengan dalam aliran dana bailout Rp 6,7 triliun.

"Ketika Menkeu SMI jadi Ketua KSSK, terjadi mega skandal Bank Century. Sekarang mau jadi ketua dewan moneter," tandas Iwan Sumule.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya