Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Wabah Cacar Monyet Serang Warga Kongo, 10 Tewas 140 Lebih Terinfeksi

RABU, 02 SEPTEMBER 2020 | 20:14 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah derita yang disebabkan oleh pandemik virus corona, warga Kongo juga menghadapi serangan wabah monkeypox atau cacar monyet yang telah merenggut sekitar 10 nyawa serta menginfeksi 141 orang.

Provinsi yang melaporkan sebagian besar kasus cacar monyet termasuk Sankuru dan Ubangi Selatan.

Pejabat kesehatan provinsi Sankuru Dokter Aime Alengo mengatakan tren infeksi wabah monkeypox di daerah itu cenderung mengalami peningkatan.
 
"Dari minggu pertama pengawasan hingga minggu ke-33, kami mencatat 141 kasus yang dikonfirmasi, dengan 10 kematian,” Alengo kepada situs berita lokal Actualite, seperti dikutip dari Anadolu Ageny, Selasa (1/9).

Alengo mengatakan penyakit itu menyerang mereka yang kebanyakan berusia kurang dari 5 tahun.

“Kami adalah salah satu dari sedikit negara di Afrika yang masih memiliki kasus penyakit ini," ungkapnya.

Dalam Buletin Keadaan Darurat Kesehatan pada hari Selasa, Wilayah Afrika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan: "Satu tantangan besar pada keadaan darurat saat ini termasuk memperoleh dana yang diperlukan untuk menanggapi semua wabah yang sedang berlangsung di negara ini."

 Virus monkeypox adalah virus ortopoks yang menyebabkan penyakit dengan gejala yang mirip, tetapi tidak terlalu parah dengan cacar. Sementara cacar diberantas pada tahun 1980, monkeypox terus terjadi di negara-negara Afrika Tengah dan Barat.

Virus cacar monyet sebagian besar ditularkan ke manusia dari hewan liar seperti hewan pengerat dan primata, tetapi penularan dari manusia ke manusia juga terjadi, menurut WHO.

Pada minggu ke 32 (minggu yang berakhir pada 9 Agustus 2020) sudah ada 418 kasus campak, termasuk tujuh kematian dilaporkan di seluruh negeri. Rasio kematian yang tinggi diberitahukan di Maniema dan Sankuru.

Menurut catatan kantor WHO Afrika, sejak 2019 telah ada 380.766 kasus campak dan 7.018 kematian telah dilaporkan di negara tersebut.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya