Berita

Ilustrasi kapal selam China/Net

Dunia

Diserbu Kritikan Rakyat, Pemerintah Thailand Tunda Beli Kapal Selam Dari China

SELASA, 01 SEPTEMBER 2020 | 17:36 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kemarahan rakyat Thailand membuat pemerintah menyerah hingga menunda pembelian dua kapal selam dari China dengan total nilai 22,5 miliar bath atau Rp 10,5 triliun.

Jurubicara pemerintah Anucha Burapchaisri mengatakan, Angkatan Laut Thailand sudah mendiskusikan penundaan pembelian dua kapal selam dari China.

Kendati ditunda, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha menegaskan, kesepakatan pembelian kapal selam masih berjalan.

"Kami sudah berbicara dengan China, Angkatan Laut bernegosiasi terkait kemungkinan penundaan pembayaran tahun depan," ujar Payuth seperti dikutip AFP, Selasa (1/9).

"Kami tidak dapat berhenti, ini adalah bagian dari rencana pengembangan kekuatan," sambungnya.

Keputusan untuk menunda pembelian dua kapal selam dari China tersebut dilakukan setelah rakyat Thailand berbondong-bondong mengkritik pemerintah.

Melalui berbagai media, rakyat menegaskan pembelian kapal selam di tengah krisis Covid-19 sangat tidak tepat, terlebih saat ini Thailand mengalami krisis terburuk selama beberapa dekade.

Alih-alih untuk pembelian kapal selam, miliaran dolar tersebut dapat dialokasikan sebagai stimulus pemulihan pandemik Covid-19.

Protes rakyat bahkan menjadikan tagar "Orang Tidak Ingin Kapal Selam" sebagai trending topic di Twitter.

Kesepakatan pembelian dua kapal selam dilakukan oleh Thailand pada 2015. Ketika itu, Thailand menjadi salah satu negara pertama yang membeli perangkat tempur dari China.

Kemudian pada 2017, Thailand sudah menyelesaikan pembelian tiga kapal selam Yuan Class S26T, di mana satu unitnya dihargai 434 juta dolar AS.

Sementara itu, pada awal Agustus, komite parlemen telah menyetujui pembelian dua kapal selam lainnya dengan total nilai 22,5 miliar bath yang akan diangsur sebanyak tujuh kali per tahun.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya