Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Kenapa PDIP Hati-hati Tentukan Calon Di Pilkada Surabaya?

SENIN, 31 AGUSTUS 2020 | 19:18 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) nampak hati-hati dalam menentukan pasangan calon yang diusung dalam Pemilihan Walikota (Pilwako) Surabaya, Jawa Timur.

Di tengah menguatnya dua pasangan calon Wisnu Sakti Buana-Zahrul Azhar Asumta As'ad (Gus Hans) dan Eri Cahyadi-Armuji, terbaru muncul SK pencalonan Puti Guntur Soekarno-Lilik Arijanto yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri-Hasto Kristiyanto.

Saat Kantor Bertita Politik RMOL mengkonfirmasi, Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto hanya mengatakan bahwa urusan Pilkada Surabaya ditangani langsung oleh Ketua umum Megawati Soekarno Putri.


Merespons alotnya penentuan itu, analis politik yang juga Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif'an menyampaikan pendapatnya pada Kantor Berita Politik RMOL, Senin petang (31/8).

Menurut Ali, kehati-hatian Megawati karena Kota Pahlawan adalah ikon PDIP.

Selain itu, PDIP sedang mencari figur yang sebanding dengan Walikota sebelumnya, Tri Rismaharini yang sukses memimpin selama sepuluh tahun terakhir.

"Surabaya harus dilihat dari sisi posisi Risma di Surabaya jadi ikon PDIP, keputusan lama karena mencari figur yang sebanding dengan Risma, figur yang melanjutkan visi PDIP seperti Risma," demikian kata Ali Rif'an kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (31/8).

Lebih lanjut Ali melihat, sebagai partai kader yang memiliki 15 kursi di DPRD, PDIP sangat percaya diri dengan kekuatan mesin partai.

Dalam menghadapi kontestati politik, Ali Rif'an melihat, PDIP akan memberlakukan 3 syarat yang harus dipenuhi oleh setiap calon, diantaranya kualitas, loyalitas dan elektabilitas.

"Soal alot ngusung, secara nurmatif PDIP cari orang yang setara kualitas dengan Risma, cari orang yang loyalitas ke PDIP teruji, sekarang PDIP berpikir kualitas dan loyalitas, kalau kualitas tapi nggak loyal ya nggak akan masuk," demikian kata eks Manajer Riset Poltracking Indonesia ini.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya