Berita

Sandiaga Uno salah satu sosok di liar partai yang disebut layak jadi Ketum PPP/Net

Politik

Untuk Selamatkan Partai, PPP Harus Pertimbangkan Gatot Nurmantyo Dan Sandiaga Uno Masuk Bursa Ketum

SABTU, 29 AGUSTUS 2020 | 22:04 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Sosok di luar partai yang muncul dalam Muktamar partai Persatuan Pembangunan (PPP) dipandang akan memberi efek positif bagi kebesaran partai.

Kecenderungan perilaku politik masyarakat Indonesia masih berbasis figur bukan institusi partai.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an saat dimintai pendapat Kantor Berita Politik RMOL, tentang munculnya Gatot Nurmantyo dan Sandiaga Uno yang turut meramaikan bursa calon ketua umum, Sabtu (29/8).


Menurut Ali Rif'an, salah satu cara penyelamatan partai, PPP harus memperhitungkan figur kuat yang berasal dari luar partai. Apa lagi, PPP sudah kehilangan tokoh sentral PPP yakni KH Maimoen Zubair.

"Partai kalau ingin besar harus ambil figur kuat, hampir smua partai di Indonesia karena figur kaut, salah satu penyelamatan partai harus figur kuat, entah dari internal atau luar," demikian kata Ali Rif'an, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu malam (29/8).

Terkait dengan kendala masuknya Gatot dan Sandiaga karena AD/ART, Ali Rif'an berpendapat, PPP dapat menyelesaikannya pada saat proses muktamar dengan cara mengubah konstitusi partai bersama muktamirin.

Dalam catatan Ali Rif'an, yang terpenting dari PPP jika benar ingin menggaet Gatot dan Sandiaga Uno konsolidasi partai dengan kedua tokoh itu harus dimulai dari sekarang.

Apalagi, Ali Rif'an menilai Sandiaga Uno dan Gatot Nurmantyo memiliki ketokohan dan logistik yang cukup untuk menggerakkan mesin partai.

"PPP bisa tidak lolos PT (Parliamentary Threshold) kalau gak konsolisadi serius dan kemarin masih ada Mbah Maemon, kalau sekarang siapa tokoh sentralnya. Elite PPP harus tau diri ngalah saja kalau ada figur yang secara logistik siap, mau nggak mau. Sandiaga Uno dan Gatot logis, figurnya kuat dan punya logistik," demikian analisa eks Manajer Riset Poltracking Indonesia ini.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya