Berita

Kevin Mayer yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO TikTok/Net

Dunia

Mengundurkan Diri, CEO TikTok Curhat Dapat Tekanan Sana-sini

JUMAT, 28 AGUSTUS 2020 | 12:16 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

CEO TikTik, Kevin Mayer akhirnya resmi mengundurkan diri setelah mendapatkan berbagai tekanan, khususnya dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Lewat sepucuk surat kepada karyawannya pada Kamis (27/8), Mayer mengungkap pilihannya untuk mengundurkan diri karena situasi politik.

"Dalam beberapa pekan terakhir, kondisi politik berubah drastis, saya telah melakukan perenungan mengenai perubahan struktural korporat yang diperlukan," ujar Mayer.

"Dengan latar belakang ini, dengan berat hati saya ingin Anda tahu bahwa saya telah memutuskan untuk meninggalkan perusahaan," sambungnya.

Jabatannya yang baru ia isi selama dua bulan tersebut untuk sementara akan diganti oleh General Manager Vanessa Pappas.

CBS News melaporkan, pengunduran diri Mayer seiring dengan perintah eksekutif Trump untuk melarang penggunaan TikTok, kecuali jika perusahaan induknya yang berada di China, ByteDance, menjual operasi aplikasi AS-nya ke perusahaan Amerika.

Dalam perintahnya, Trump juga memberikan tenggat waktu hingga 15 September 2020.

Saat ini, ByteDance masih dalam tahap pembicaraan kemungkinan akuisisi dengan Microsoft. Namun keduanya enggan memberikan komentar.

Menanggapi keputusan pengunduran diri tersebut, TikTok memberikan apresiasi kepada Mayer.

"Kami menghargai dinamika politik dalam beberapa bulan terakhir telah secara signifikan mengubah lingkup peran Kevin ke depan, dan sepenuhnya menghormati keputusannya," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

TikTok merupakan aplikasi video pendek yang dirilis pada 2017 oleh ByteDance. TikTok merupakan gabungan dari Musical.ly yang dibeli ByteDance dengan Douyin.

Kepemilikan TikTok di China telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi penyensoran video dan risiko Beijing dapat mengakses data pengguna.

Alasan tersebut yang membuat Trump pada akhirnya melarang penggunaan aplikasi TikTok dan WeChat yang membuat China geram.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya