Berita

Pasukan Angkatan Laut Thailnd, Royal Thai Navy (RTN)/Net

Dunia

Desak Peninjauan Ulang Rencana Pembelian Kapal Selam China, Parlemen Thailand: Atau Kami Veto!

RABU, 26 AGUSTUS 2020 | 11:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Anggota parlemen dari Partai Demokrat Thailand berharap Royal Thai Navy (RTN) meninjau kembali rencana pengadaan dua kapal selam yang akan dibeli dari China senilai 22,5 miliar baht.

Jika tidak ada peninjauan, anggota parlemennya yang duduk di komite DPR yang bertugas untuk memeriksa RUU anggaran untuk tahun fiskal 2021 akan memveto rencana pembelian tersebut.

Wakil juru bicara Demokrat, Akkaradet Wongpitakrote, mengatakan pada Selasa (25/8)  bahwa tujuh anggota parlemen Demokrat yang duduk di komite telah sepakat akan meminta pemerintah dan RTN untuk mencabut rencana pembelian dari agenda rapat komite yang akan diadakan besok.

"Anggota parlemen dari Partai Demokrat setuju bahwa menyelesaikan masalah ekonomi yang melanda negara itu lebih diutamakan daripada pembelian kapal selam," kata Akkaradet, seperti dikutip dari Bangkok Post, Rabu (26/8).

"Tetapi jika angkatan laut bersikeras untuk membeli, tujuh anggota parlemen dari Partai Demokrat akan memberikan suara menentangnya," lanjutnya.

Arkadet juga mengatakan Wakil Perdana Menteri, Jurin Laksanawisit, yang merupakan pemimpin Partai Demokrat, akan menginformasikan kepada kabinet dimana posisi partai tentang masalah tersebut.

Komite DPR hari ini Rabu (26/8) akan mempertimbangkan laporan oleh berbagai sub-komite, termasuk sub-komite untuk item produk tahan lama, perusahaan negara, peralatan TIK dan dana bergulir.

Pemerintah dan angkatan laut mendapat kecaman setelah subkomite menyetujui pembelian kapal selam itu Jumat lalu.

Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengatakan pada hari Selasa bahwa itu harus diserahkan kepada komite DPR untuk membuat keputusan pada pertemuan hari ini.

Perdana menteri juga bersikeras bahwa dia tidak memberikan instruksi lebih lanjut tentang masalah tersebut, menambahkan bahwa dia juga mendengarkan petinggi RTN yang menjelaskan alasan untuk membeli kapal selam tersebut.

Somjai Phagaphasvivat, seorang akademisi independen di bidang ekonomi dan ilmu politik, mengatakan bahwa meski pembelian dua kapal selam diperlukan untuk strategi pertahanan, negara saat ini harus memprioritaskan penanggulangan Covid-19 yang membutuhkan biaya besar untuk mencegah pandemik kembali dalam gelombang kedua, serta menghidupkan lagi ekonomi yang terpukul oleh krisis.

Sehubungan dengan hal tersebut, Somjai menyarankan agar RTN menangguhkan rencana pembeliannya karena negara tersebut membutuhkan uang untuk mengatasi krisis yang diperkirakan akan berlangsung selama empat hingga lima tahun ke depan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya