Berita

Petani Desa Simalingkar dan Sei Mencirim membentangkan bendera merah putih berukuran raksasa/Istimewa

Politik

Tendanya Dibongkar Paksa, Petani Berlindung Di Balik Merah Putih Raksasa

SELASA, 25 AGUSTUS 2020 | 17:34 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Ratusan petani Desa Simalingkar dan Sei Mencirim yang melakukan aksi lanjutan di Istana Negara, Jakarta hari ini mengibarkan bendera merah putih sepanjang 150 meter.

Bendera berukuran raksasa itu dibentangkan untuk menahan terik matahari yang menyengat. Selain itu, aksi tersebut juga sebagai respons mereka terhadap tindakan aparat yang membongkar tenda mereka di aksi sebelumnya.

"Kami mengibarkan bendera sepanjang 150 meter sekaligus buat berteduh di bawahnya, setelah beberapa kali coba pasang tenda tidak diperbolehkan.  Meskipun panas terik matahari menyengat dan membakar kulit namun kami tetap tegar," tegas koordinator aksi sekligus Dewan Pembina SPSB, Aris Wiyono kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (25/8).

Aris mengatakan, pihaknya berharap petani Simalingkar dan Sei Mencirim bebas dari belenggu penjajahan dan penindasan. Sengketa lahan petani Simalingkar dan Se Mencirim dengan PTPN II diharapkan segera diselesaikan oleh negara.

"Kami petani yang sudah menempati lahan sejak tahun 1951 dan mempunyai landasan hukum yang kuat. Selain SK landreform juga sudah bersertifikat hak milik," tuturnya.
 
"Harapan kami tetap, Presiden Joko Widodo menemui kami agar persoalan konflik agraria yang kami alami segera diselesaikan dan ada solusi yang berkeadialan guna keberlangsungan hidup anak cucu kami," demikian Aris Wiyono.

Saat ini, ratusan petani sudah membubarkan diri dan akan kembali melakukan aksi hingga tuntutannya tercapai dan dipenuhi oleh negara.

Mereka sebelumnya telah berjalan kaki selama 41 hari dari Medan, Sumatera Utara menuju Jakarta. Mereka telah menempuh jarak 1800 Km dan tiba di Jakarta pada Jum’at, (8/8) lalu. Ketika di Jakarta, ratusan petani ini mencari keadilan dengan melakukan audiensi ke Kementerian BUMN hingga Kementerian ATR/BPN.

Upaya penyelesaian konflik agraria sejak puluhan tahun lalu diperjuangkan itu tidak pernah membuahkan hasil, mulai tingkat kabupaten hingga provinsi.

Puncaknya, hari ini mereka berharap kepada Kepala Negara. Konflik antara petani dua desa dengan PTPN II ini terjadi di atas tanah seluas 1.704 hektare dengan rincian 854 hektare terjadi di Desa Simalingkar dan 850 hektare di Desa Simencirim.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya