Berita

Kanselir Jerman, Angela Merkel/Net

Dunia

Penghambat Kolinesterase Ditemukan Di Tubuh Alexei Navalny, Kanselir Angela Merkel Desak Rusia Lakukan Investigasi

SELASA, 25 AGUSTUS 2020 | 08:55 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kanselir Jerman, Angela Merkel mendesak Rusia untuk melakukan penyelidikan atas adanya dugaan keracunan yang dialami tokoh oposisi Kremlin, Alexei Navalny.

Melalui pernyataan bersamanya dengan Menteri Luar Negeri Heiko Maas pada Senin (24/8), Merkel mengatakan pelaku harus mempertanggungjawabkan tindakannya yang membahayakan hidup Navalny.

"Mengingat peran penting yang dimainkan oleh Navalny dalam oposisi politik di Rusia, pihak berwenang di sana sekarang diminta untuk menyelidiki kejahatan ini hingga detail terakhir dan melakukannya dalam transparansi penuh," ujar Merkel seperti dikutip Reuters.

"Mereka yang bertanggungjawab harus diidentifikasi dan dimintai pertanggungjawaban," tegasnya.

Pernyataan Merkel tersebut muncul setelah tim dokter Jerman yang merawat Navalny di Rumah Sakit Charite Berlin mengonfirmasi adanya indikasi keracunan setelah ditemukan penghambat kolinesterase. Walaupun zat spesifik yang meracuni tubuh Navalny belum diketahui.

"Temuan klinis menunjukkan keracunan dengan zat dari kelompok penghambat kolinesterase. Zat spesifik yang terlibat masih belum diketahui, dan serangkaian pengujian komprehensif lebih lanjut sudah dimulai," ujar rumah sakit.

Sementara itu, para pejabat kesehatan Rusia membantah diagnosis tersebut. Mereka mengatakan, Navalny telah dites negatif untuk penghambat kolinesterase ketika dirawat di rumah sakit Omsk pada pekan lalu.

Kementerian Kesehatan Omsk menyatakan, Navalny tidak menunjukkan tanda-tanda keracunan ketika dirawat dan tes untuk berbagai macam zat juga sudah dilakukan terhadapnya.

Navalny sendiri diyakini telah diracun melalui teh yang ia minum di bandara Tomsk. Ia pingsan di pesawat yang akan membawanya Moskow sehingga harus mendarat darurat di Omsk.

Lelaki 44 tahun tersebut kemudian dipindahkan ke rumah sakit di Jerman pada Sabtu (22/8) setelah tim dokter di Omsk melarangnya untuk pergi.

Selama ini, Navalny bagaikan duri di pihak Kremlin. Selama lebih dari satu dekade terakhir, ia aktif mengkritik pemerintahan Vladimir Putin.

Sebagai pengacara dan aktivis, ia berhasil mengungkap berbagai korupsi tingkat tinggi dan memobilisasi unjuk rasa.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya