Berita

Pengamat politik dari Universitas Islam Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin/Net

Politik

Gerakan KAMI Tidak Bisa Diredam Dengan Jatah Kursi Menteri

RABU, 19 AGUSTUS 2020 | 12:17 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Cara Meredam KAMI Bukan Dengan Membagi Jabatan Menteri!

RMOL. Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dideklarasikan secara terbuka kemarin mendapat banyak terpaan isu miring.

Beberapa di antaranya menyebutkan, KAMI hanya berupaya mendapatkan jatah kue reshuffle yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat.


Bahkan muncul isu di media sosial yang menyebut gerakan yang digagas oleh Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin adalah upaya untuk menggulingkan kepemimpinan Jokowi.

Wacana yang kontroversial ini mengundang komentar pengamat politik dari Universitas Islam Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin.

Secara khusus, dia mengamati persoalan isu reshuffle yang dikait-kaitkan oleh sejumlah pihak yang menuduh KAMI meminta jatah menteri sebagai suatu anggapan yang keliru.

"Soal isu reshuffle dan gerakan KAMI merupakan suatu yang beda. Reshuffle merupakan domain presiden. Dan gerakan KAMI merupakan domain dan bagian dari gerakan civil society," ujar Ujang saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (19/8).

Justru menurutnya, jikalau benar Jokowi akan melakukan reshuffle dalam waktu dekat ini, maka yang akan diangkat menjadi menteri baru adalah orang-orang yang berasal dari partai politik dan atau kalangan profesional di luar tokoh-tokoh KAMI.

"Reshuffle itu jatahnya partai-partai politik dan profesional di luar tokoh KAMI. Jadi kalau ada reshuffle pun itu tak akan ada yang diambil dari tokoh KAMI," ungkapnya.

Karena itu, direktur eksekutif Indonesia Political Review ini menyimpulkan, gerakan KAMI tidak akan bisa diredam dengan cara membagi-bagikan kue kekuasaan di dalam pemerintah.

"Sepertinya cara meredam KAMI bukan dengan menjadikan orang-orang KAMI jadi menteri," demikian Ujang Komarudin menambahkan. 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya