Berita

Salamuddin Daeng/Net

Publika

Ketika Pemerintahan Ditinggal Oleh Uang

JUMAT, 14 AGUSTUS 2020 | 18:00 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

MASALAH terbesar sekarang adalah pemerintah tak punya uang. Pada saat yang sama, dihadapkan dengan pandemik Covid-19 dan butuh uang, juga dihadapkan dengan pelemahan ekonomi global dan butuh uang, juga dihadapkan dengan kewajiban/utang yang besar dan butuh uang untuk membayarnya.

Tiga perkara utama yang dihadapi pemerintah sekarang yakni:

1. Swasta dan pemerintah dihadapkan pada kewajiban yang besar. Utang gross goverment debt hampir mencapai 10 ribu triliun. Jatuh tempo utang jangka pendek dan jangka panjang sekitar 350-400 T tergantung kurs.

2. Swasta tak mungkin selamat tanpa sokongan pemerintah. Sokongan dalam bentuk investasi pemerintah, penyertaan pemerintah, dll. Sebagaimana UU 2 tahun 2020.

3. Sementara pemerintah tak mungkin bisa menyelamatkan diri sendiri. Target defisit/pembiayaan tidak tercapai. Target pajak dan PNBP atau penerimaan tidak tercapai.

Ada beberapa peristiwa menarik laporan Bank Dunia “long Road to recovery economy” :

1. Proposal utama pemerintah terkait Omnibus Law ditolak. Dikatakan berdampak pada lingkungan, hilangnya hak pekerja dan kesehatan.

2. Indonesia dimasukkan ke dalam midle income country artinya tidak dapat donor lagi.

3. Padahal pemerintah mau beralih dari global bond ke pinjaman multilateral dan bilateral, namun itu langsung dipatahkan.

4. Di bagian Fitch rating mempertahankan peringkat investasi utang Indonesia stable outlook. Artinya tetap harus jalur global bond yang semakin mahal dan menuntut imbal hasil yang tinggi.

Fakta menarik lainnya adalah bahwa pemerintah telah ditinggal oleh uang:

1. Utang luar negeri ke lembaga keuangan multilateral dan bilateral turun 19 miliar dolar lebih di kuartal 1 2020.

2. Pinjaman global bond dari dana dalam negeri meningkat 300 triliun lebih sampai Juli. Setara dengan jatah setahun. Jadi semester depan tak bisa lagi dapat global bond. Apalagi mencapi target 1.039 triliun dari rencana defisit.

3. Sementara Dirjen pengelolaan utang negara mengatakan, pemerintah akan beralih ke pinjaman multilateral dan bilateral. Artinya global bond enggak mungkin lagi.

Jadi masalahnya ini tak ada uang. Mau ke mana-mana tak ada uang. Begitulah nasib ditinggal oleh uang. Mudah mudahan masih bisa tidur. Bangun tidur bisa mengkhayal lagi tanpa tepi.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Telkom Permudah UMKM Pasarkan Produk Lewat Platform Ini

Senin, 10 Februari 2025 | 03:14

Isu PIK 2 Bikin Ormas Terlarang Keluar Sarang

Senin, 10 Februari 2025 | 02:45

Penyelundupan BBL Senilai Rp9 Miliar Berhasil Digagalkan di Bandara Juanda

Senin, 10 Februari 2025 | 02:15

Pemblokiran Anggaran IKN Langkah Revolusioner Prabowo Demi Rakyat

Senin, 10 Februari 2025 | 01:59

Sikap Adian Napitupulu Tidak Cerminkan Kader Partai Wong Cilik

Senin, 10 Februari 2025 | 01:33

Menanti Napas Baru Kemandirian OMS di Indonesia

Senin, 10 Februari 2025 | 01:15

Telkom Peroleh Peringkat ‘A’ Capai 17 Tujuan SDGs

Senin, 10 Februari 2025 | 01:00

Hindari Hoax, Prabowo Minta Insan Pers Pegang Teguh Pancasila

Senin, 10 Februari 2025 | 00:48

Setop Anggaran IKN, Prabowo Tunjukkan Taji ke Jokowi

Senin, 10 Februari 2025 | 00:24

IMM Dorong Jurnalisme Berkualitas di Tengah Jeratan Independensi Pers

Senin, 10 Februari 2025 | 00:01

Selengkapnya