Berita

Menteri Luar Negeri Lithuania Linas Linkevicius/Net

Dunia

Hindari Bahaya Terorisme Lithuania Melarang Seluruh Afiliasi Hizbullah Untuk Memasuki Negaranya

JUMAT, 14 AGUSTUS 2020 | 09:51 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Lithuania telah mengambil keputusan untuk melarang afiliasi gerakan Hizbullah Lebanon memasuki negara itu selama sepuluh tahun ke depan pada Kamis (13/8), sebuah langkah yang disambut baik oleh pemerintah Israel.

Menteri Luar Negeri Lithuania Linas Linkevicius mengatakan langkah itu diambil sebagai solidaritas dengan AS, Jerman, Inggris dan Belanda, yang memandang Hizbullah secara keseluruhan sebagai kelompok teror.

"Setelah mempertimbangkan informasi yang diperoleh oleh lembaga dan mitra kami, kami dapat menyimpulkan bahwa 'Hizbullah' menggunakan cara teroris yang menimbulkan ancaman bagi keamanan sejumlah besar negara, termasuk Lituania," kata Linkevicius, seperti dikutip dari DW, Jumat (14/8).

Lithuania menyatakan bersatu dengan AS, Jerman, Inggris, dan Belanda - yang semuanya mengambil sikap serupa. Sebagian besar negara Uni Eropa lainnya membedakan antara kelompok militer dan sayap politik, dan hanya mengklasifikasikan yang pertama sebagai entitas teroris.

Pejabat Lituania memutuskan larangan tersebut setelah menganalisis informasi tentang orang-orang yang terdaftar dan ancaman yang mereka berikan terhadap keamanan Lituania.

Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi menyambut baik keputusan Lithuania tersebut. Dalam twitnya dia menulis "Saya meminta semua negara Eropa untuk bergabung dengan keputusan tersebut dan melarang organisasi teroris."

Dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri Lithuania juga memuji Israel atas kerjasama yang berhasil antara badan-badan keamanan nasional Lithuania dan Israel.

Di Lebanon Hizbullah telah lama mendukung pemerintah Perdana Menteri Hassan Diab yang mengundurkan diri pada Senin (10/8) di tengah protes atas ledakan mematikan di pelabuhan Beirut.

Hizbullah didirikan di Lebanon pada tahun 1982 dan telah disalahkan atas berbagai serangan terhadap Israel dan memiliki hubungan dengan Iran.

Kelompok ini menjadi terkenal dengan dukungan Iran musuh bebuyutan Israel, selama pendudukan negara itu di Lebanon pada awal 1980-an. Para militan terus terlibat secara teratur dalam bentrokan dengan Pasukan Pertahanan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya