Berita

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/Net

Dunia

Damai Dengan UEA, Israel Tetap Ingin Lanjutkan Aneksasi Tepi Barat

JUMAT, 14 AGUSTUS 2020 | 09:05 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Perjanjian damai dan normalisasi hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) nyatanya tidak merubah ambisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menganeksasi Tepi Barat.

Dalam konferensi pers Kamis (13/8), Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan penyataan bersama terkait kesepakatan damai Israel dan Uni Emirat Arab yang disebut Abraham Accord.

Di sana, Trump mengatakan, dalam kesepakatan bersejarah tersebut, Israel telah sepakat untuk tidak melanjutkan rencana aneksasi Tepi Barat

"Itu adalah sesuatu yang telah mereka diskusikan ... Israel telah setuju untuk tidak melakukannya, sebuah konsesi besar oleh Israel, konsesi cerdas oleh Israel. Sekarang, (aneksasi Tepi Barat) tidak akan dibahas," ujar Trump.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Panglima Tertinggi UEA, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) dalam akun Twitter-nya pada hari yang sama.

"Selama panggilan telepon dengan Presiden Trump dan Perdana Menteri Netanyahu, kesepakatan dicapai untuk menghentikan aneksasi Israel lebih lanjut atas wilayah Palestina," ujarnya.

Kendati begitu, tidak lama setelah pengumuman Trump, Netanyahu mengatakan, rencana aneksasi tetap ada di "meja". Ia mengatakan, implementasi rencana tersebut akan dilakukan dengan koordinasi AS, di mana Washington memintanya untuk menunggu.

"Trump, salah satu sahabat Israel, meminta kami menunggu sebentar sementara penyebaran kedaulatan dimulai. Saya tidak akan pernah menyerah pada gagasan kedaulatan. Kami akan mempromosikan ide ini. Kami tidak akan pernah menyerahkan hak kami atas tanah kami. ", ujar Netanyahu.

Dutabesar AS untuk Israel, David Friedman juga mengklarifikasi bahwa pencaplokan Israel atas Tepi Barat hanya ditangguhkan sementara, tanpa batas waktu yang ditentukan.

Sebelumnya, Netanyahu mengumumkan, pihaknya akan melakukan aneksasi Tepi Barat mulai 1 Juli. Namun rencana tersebut tidak dilakukan seiring dengan penolakan dari dunia internasional.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya