Berita

Peneliti Institute Development of Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian/Net

Bisnis

Perusahaan Lokal Cuma Jago Kandang Jadi Penyebab Ekonomi Indonesia Terjebak

RABU, 12 AGUSTUS 2020 | 12:15 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Perekonomian Indonesia bisa ditopang melalui perusahaan-perusahaan lokal yang go internasional. Namun sayangnya, masih sedikit perusahaan lokal yang diakui dunia.

Peneliti Institute Development of Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian mengatakan, majalah forbes pernah merilis 500 perusahaan terbaik dunia yang tersebar di banyak negara.

"Kalau kita lihat majalah forbes 500 itu hanya kurang dari 10 perusahaan Indonesia masuk ke forbes 500," ungkap Dzulfian dalam diskusi virtual Indef, Rabu (12/8).

Tapi mirisnya, 10 perusahaan yang masuk ke 500 besar terbaik dunia itu tidak mampu memperluas pasarnya hingga ke tingkat global.

Sebagai contoh, Dzulfian menyebutkan beberapa perusahaan BUMN yang bergerak di sektor keuangan tidak mampu ekspansi hingga ke banyak negara di dunia.

"Dan kalau kita breakdown lagi, sebagian besar perusahaan-perusahaan itu adalah perusahaaan jago kandang. Sebagian besar lagi adalah perusahan bekerja di sektor perbankan atau keuangan seperti bank Mandiri, BNI BRI," bebernya.

Oleh karena itu, lanjut Dzulfian, jago kandangnya perusahaan-perusahaan Indonesia ini justru menghambat perbaikan ekonomi di Indonesia. Di mana salah satunya ialah terjebak sebagai negara berpendapatan menengah (middle income trap).

"Apa sih hambatan perusahaan Indonesia kok tidak go global? Karena tanpa kuatnya perusahaan Indonesia yang bisa bertarung di level global, maka isu-isu seperti lemahnya mata uang rupiah terhadap dolar, atau neraca perdagangan yang negatif, ancaman midle income trap itu akan terus terjadi," bebernya.

"Kalaupun mereka buka cabang di luar negeri biasa hanya ngurusin ekspatriat yang ada di luar negeri, tapi bukan strategi mereka menaklukan dunia, menaklukan pasar negara-negara lain," demikian Dzulfian Syafrian.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya