Berita

Pelabuhan Beirut yang hancur setelah ledakan pada Selasa, 4 Agustus 2020/Net

Dunia

Bukan Hanya 2.750 Ton Amonium Nitrat, Ada 20 Kontainer Bahan Kimia Berbahaya Yang Ditemukan Di Pelabuhan Beirut

SELASA, 11 AGUSTUS 2020 | 13:56 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebanyak 2.750 ton bahan kimia mudah terbakar, amonium nitrat, diyakini sebagai sumber ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut, Lebanon pada pekan lalu.

Amonium nitrat dengan jumlah yang sangat besar tersebut disimpan di gudang pelabuhan tanpa pengamanan khusus yang memicu spekulasi adanya kelalaian dalam insiden mematikan tersebut.

Kendati begitu, seorang anggota tim pembersihan Prancis yang dikirim ke lokasi kejadian menyebut, ada setidaknya 20 kontainer bahan kimia lainnya yang berpotensi memicu peristiwa berbahaya lainnya.

Ahli kimia Prancis, Letnan Anthony mengungkap, dari 20 kontainer tersebut, beberapa di antaranya bocor karena ledakan pada pekan lalu.

"Pakar kimia Prancis dan Italia yang bekerja di tengah sisa-sisa pelabuhan sejauh ini telah mengidentifikasi lebih dari 20 kontainer yang membawa bahan kimia berbahaya," ungkap Anthony dalam sebuah wawancara pada Senin (10/8).

“Kami mencatat adanya wadah dengan simbol bahaya kimiawi. Dan kemudian dicatat bahwa salah satu kontainer bocor," sambungnya seperti dikutip Associated Press.

Saat ini, para ahli bekerja sama dengan petugas pemadam kebakaran Lebanon berusaha untuk mengamankan semua kontainer dan menganalisis isinya.

“Kita perlu membersihkan semuanya dan menempatkan semuanya di tempat yang aman," tegasnya.

Ia enggan untuk mengidentifikasi secara rinci bahan kimia apa saja yang telah ditemukan dan potensi risiko apa yang bisa ditimbulkannya. Namun sebuah wadah, ia katakan, terlempar dan bocor karena ledakan yang sangat kuat.

"Ada juga cairan lain yang mudah terbakar di wadah lain, ada juga baterai, atau jenis produk lain yang dapat meningkatkan risiko potensi ledakan," kata Anthony.

Ledakan pada Selasa (4/8) di Pelabuhan Beirut sendiri sudah menewaskan sedikitnya 100 orang, melukai sekitar 6.000 lainnya dan puluhan masih hilang.

Ada sekitar 50 tenaga ahli dikirim dari Prancis ke Beirut untuk mengamankan lokasi, membantu pihak berwenang di Lebanon.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya