Berita

Virus Corona/Net

Kesehatan

Studi JAMA Cardiology Sebut 78 Persen Pasien Covid-19 Yang Telah Pulih Berpotensi Mengalami Kerusakan Jantung

SENIN, 10 AGUSTUS 2020 | 16:36 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan oleh JAMA Cardiology menyebutkan bahwa sebanyak 78 persen orang yang didiagnosis dengan Covid-19 mulai menunjukkan bukti kerusakan jantung yang disebabkan oleh penyakit tersebut selama tahap pemulihan.

Studi tersebut terdiri dari pemeriksaan MRI jantung yang dilakukan pada 100 pasien yang sembuh dari virus corona, yang mengungkapkan keterlibatan jantung pada 78 persen pasien, serta peradangan miokard yang sedang berlangsung pada 60 persen pasien lainnya. Miokard atau miokardium adalah sel-sel otot yang terdapat di jantung dan membentuk lapisan tebal di antara lapis epikardium luar dan lapis epikardium dalam. Sel ini diperintah untuk bergerak secara teratur berdasarkan sinyalnlistrik yang dihasilkan sel di node sinoatrial

“Kami menemukan bukti peradangan yang sedang berlangsung di dalam otot jantung serta lapisan jantung pada sebagian besar pasien,” kata Puntmann, dokter konsultan, ahli jantung dan farmakologi klinis di Rumah Sakit Universitas Frankfurt di Jerman, seperti dikutip dari Forbes.

Studi tersebut mencatat bahwa temuan MRI konsisten dengan dua kondisi jantung yang berpotensi serius, yakni miokarditis dan perikarditis.

Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung dan dapat mengurangi kemampuan jantung untuk memompa, yang dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur, jelas Puntmann. Perikarditis menyebabkan peradangan pada jaringan pelindung yang mengelilingi jantung dan dapat menyebabkan rasa sakit, katanya.

Para peneliti mencatat bahwa tidak satu pun dari 100 pasien yang mereka teliti yang berusia 45 hingga 53 tahun itu pernah mengalami gejala jantung terkait Covid-19.

Sementara itu, 60 persen pasien lainnya memiliki bukti peradangan jantung yang sedang berlangsung pada pemindaian MRI mereka, yang terlepas dari kondisi yang sudah ada sebelumnya atau perjalanan infeksi Covid-19 mereka.

“Meskipun kami belum memiliki bukti langsung tentang konsekuensi (jangka panjang), seperti perkembangan gagal jantung, yang dapat dikaitkan langsung dengan Covid-19, sangat mungkin dalam beberapa tahun beban ini akan menjadi sangat besar berdasarkan apa yang kami ketahui dari kondisi virus lainnya, ”kata Puntmann.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya