Berita

Achmad Nur Hidayat MPP/Net

Publika

Resesi Sudah Terjadi, Ini Faktanya

SENIN, 10 AGUSTUS 2020 | 08:58 WIB | OLEH: ACHMAD NUR HIDAYAT

RESESI sudah terjadi di Indonesia dengan melihat fakta PDB quarter to quarter dan fakta yang dirasakan publik sampai kuartal 2 2020. Namun tim ekonomi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani membantah Indonesia sudah resesi pada kuartal 2 tahun 2020 berdasarkan hasil rilis BPS yang menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia -5,32% (yoy) baru terjadi. Bagaimana bisa?

Alasan Sri Mulyani adalah Resesi diukur dari penurunan ekonomi 2 kuartal berturut-turut yang diukur dari perbandingan ear on year (yoy). Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal 1 2020 adalah 2,97% (yoy) dan kuartal 2 2002 adalah -5,32% (yoy).

Namun konsensus dunia menyatakan bahwa: Economic recession is a period of time when a nation’s GDP declines for at least two consecutive quarters in a quarter-to-quarter comparison.


Bila kita membandingkan kuartal ke kuartal maka pertumbuhan ekonomi kuartal 1 2020 adalah -2,41% (qoq) dan kuartal 2 2020 adalah -4,2% (qoq).

Tulisan Prof Anthony Budiawan (Judul: Meluruskan Simpang Siur Resesi) dan Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier (Judul: Kembalilah ke Jalan Lurus dan Benar: Indonesia Resesi) mencoba meluruskan bahwa definisi yang dipakai Sri Mulyani tidak tepat dan tidak best practice.

Keduanya mempertanyakan bagaimana sebuah definisi yang sudah jelas coba dibantah juga oleh menteri terbaik sedunia tersebut. Membantah tidak menyelesaikan masalah selain mempertahankan ego.

Jelas sekali, bahwa perbandingan kuartal ke kuartal Indonesia sudah resmi mengalami Resesi Teknikal sejak Juni atau kuartal 2 tahun 2020.

Memahami Resesi

Biro Riset Ekonomi Nasional Amerika Serikat yang dikenal NBER menyatakan secara resmi bahwa definisi Resesi melalui penurunan PDB riil selama dua kuartal berturut-turut tidak dinyatakan lagi (NBER, 7 Januari 2008).

NBER mendefinisikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh ekonomi, berlangsung lebih dari beberapa bulan, biasanya terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran.

Jadi resesi bukan soal angka-angka PDB namun resesi adalah penurunan ekonomi yang dirasakan masyarakat secara luas dalam beberapa waktu tertentu.

Ukuran yang dirasakan oleh publik adalah pendapatan riil, ketersediaan lapangan pekerjaan, produksi industri dan penjualan grosir-eceran.

Beberapa indikator dini permintaan domestik menunjukkan pelemahan seperti tercermin pada penjualan ritel, Purchasing Manager Index, ekspektasi konsumen, dan berbagai indikator domestik lain.

Data penjualan eceran mengalami penurunan -17,4% per Juni 2020. Penurunan eceran terutama terjadi pada belanja sandang, peralatan informasi dan komunikasi, makanan, minuman dan tembakau serta perlengkapan rumah tangga lainnya.

Penurunan tajam penjualan eceran terjadi sejak Januari 2020 sampai April 2020 seiring dengan perberlakuan PSBB. Seiring dengan relaksasi PSBB, penjualan eceran masih terlihat landai bahkan sampai Juni 2020.

Penurunan Sandang (-73,1% yoy), peralatan informasi dan komunikasi (-21,1% yoy), penurunan perlengkapan rumah tangga lainnya turun -18,6% dan makanan, minuman dan tembakau turun -6,9% pada akhir Juni 2020.

Optimisme pelaku usaha yang tercermin pada purchasing manager index nyatanya sampai Juni 2020 masih di bawah 50. Akhir Juni 2020 tercatat PMI 39,1% jauh di bawah rata-ratanya 50. Penurunan tajam terjadi sejak Februari 2020 seiring dengan memberlakukan PSBB.

Ekspektasi pelaku ekonomi juga terlihat rendah. Data Indeks ekspektasi ekonomi dari Bank Indonesia dan Danareksa menunjukan hal yang sama. Penurunan terjadi sejak kuartal 1 dan kuartal 2 tahun 2020.

Melihat data-data Penjualan Eceran, Optimisme pelaku usaha dan ekspektasi pelaku ekonomi berdasarkan definisi NBER tersebut, jelas sekali bahwa resesi ekonomi di Indonesia sudah nyata dirasakan publik.

Jika ada dua fakta resesi terjadi yaitu pertama fakta resesi teknikal yang diukur dari perbandingan PDB kuartal ke kuartal bahwa sudah terjadi penurunan berturut-turut di kuartal 1 dan 2 2020.

Dan fakta kedua data yang dirasakan pelaku usaha berupa penjualan eceran, purchasing manager indeks dan indeks ekspektasi ekonomi yang ketiganya menunjukan penurunan bersamaan dalam kuartal pertama dan kurtal kedua maka Resesi sudah benar-benar terjadi.

Membantah dengan Perbandingan Resesi harus PDB year on year adalah Keliru

Pengambil kebijakan harus menjadikan momentum ini untuk kontemplasi diri karena keterlambatan daya serap belanja pemerintah kemarin merupakan salah satu penyebab resesi ini terjadi. Memang selama kuartal pertama dan kedua, belanja negara sangat kecil dan dibawah ekspektasi publik.

Pemerintah harus evaluasi sungguh-sungguh kemampuan daya serapnya.
Bukan saatnya membantahnya, namun sekarang yang diperlukan kerja yaitu bagaimana resesi berhenti di kuartal III dan IV 2020.

Salah satu caranya mempercepat belanja fiskal, penurunan lebih cepat dari suku bunga Bank plat merah BUMN dan memperbesar bantuan sosial tunai kepada mereka yang membutuhkan.

Pemulihan Ekonomi Nasional jangan lagi wacana. Publik menunggu efektivitas PEN yang dibuktika dari pertumbuhan ekonomi kuartal III yang tidak negatif.

Dengan begitu, semoga resesi segera berakhir.

Penulis adalah pakar Kebijakan Publik Narasi Insititute.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya