Berita

Penghormatan kepada korban meninggal akibat Covid-19 di pantai Copacabana, Brasil, pada Sabtu, 8 Agustus 2020/Net

Dunia

'Flu Ringan' Presiden Bolsonaro Sudah Merenggut 100 Ribu Nyawa Warga Brasil

MINGGU, 09 AGUSTUS 2020 | 12:49 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Wabah Covid-19 kembali mencatatkan sejarah buruk bagi Brasil. Setidaknya ada 100 ribu nyawa melayang akibat terinfeksi virus corona baru atau SARS-CoV-2. Itu adalah angka yang dikonfirmasi.

Peringatan suram tersebut ditandai dengan pemasangan salib dan pelepasan 1.000 balon udara berwarna merah sebagai penghormatan kepada para korban Covid-19 oleh sebuah kelompok non-pemerintah, Rio de Paz, di pantai Copacabana, Sabtu pagi (8/8) waktu Brasil.

Melansir Associated Press, tidak ada tanda-tanda tren penurunan infeksi di Brasil meski sudah lima bulan sejak melaporkan kasus Covid-19 pertamanya.

Pada Sabtu, Kementerian Kesehatan melaporkan 905 kematian dalam sehari, sehingga totalnya menjadi 100.477. Sementara jumlah infeksi mencapai 3.012.412 kasus.

Negara dengan 210 juta penduduk tersebut melaporkan lebih dari 1.000 kematian setiap harinya sejak Mei.

"Sangat menyedihkan. Kami mencapai tanda itu (100 ribu kematian) dan banyak orang tampaknya tidak melihatnya. Mereka bukan hanya angka tapi orang. Kematian menjadi normal," ujar seorang sopir taksi berusia 56 tahun, Marcio do Nascimento Silva.

Silva telah kehilangan anak-anaknya karena virus yang diidentifikasi pertama kali di Wuhan, China itu dan ikut dalam aksi penghormatan di Copacabana.

Di tengah kemuraman warga Brasil, Presiden Jair Bolsonaro dan pendukungnya justru kembali membuat pernyataan yang memantik api kemarahan.

"Ada banyak angka yang pantas diungkapkan. HAMPIR 3 JUTA DALAM PEMULIHAN. SALAH SATU KEMATIAN TERENDAH PER JUTAAN DI ANTARA BANGSA-BANGSA BESAR," cuit akun resmi sekretariat Bolsonaro.

Bolsonaro sendiri membalas cuitan tersebut dengan emoji jabat tangan.

Sejak awal wabah, Bolsonaro telah meremehkan Covid-19 dengan menyebutnya sebagai "flu ringan".

Ia, yang telah terinfeksi virus corona, mengaku berhasil sembuh dengan obat hidroksiklorokuin yang secara ilmiah tidak terbukti efektif mengobati Covid-19.

Di tengah lonjakan kasus, Bolsonaro masih menolak adanya pembatasan sosial dan mendukung diteruskannya kegiatan ekonomi.

"Pemerintah mengatakan itu (Covid-19) 'flu ringan'. Tidak peduli. Orang-orang tidak bersalah meninggal karena kelalaian dan kurangnya persiapan dari pemerintah," ujar Viviane Melo da Silva berusia 47 tahun yang kehilangan ibunya, Esther Melo da Silva pada 9 April karena Covid-19.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya