Berita

Pengenalan KAMI/RMOL

Publika

Catatan Terbentuknya KAMI 2020

SENIN, 03 AGUSTUS 2020 | 15:27 WIB

NAMA KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) sudah pernah ada di tahun 1966, sebagai suatu gerakan moral mahasiswa melawan rezim Orde Lama, dengan membentuk koalisi aksi-aksi mahasiswa baik itu intra kampus maupun organisasi mahasiswa ekstra kampus.

Kini nama KAMI lahir kembali sebagai Kesatusan Aksi Menyelamatkan Indonesia. Sebagai seorang aktivis, meskipun tidak hadir dalam deklarasinya, saya mendukung penuh gerakan moral ini.

Mengapa Diperlukan Aksi-aksi?

Selama pemerintahan Jokowi berkuasa baik di periode pertama hingga awal periode keduanya, ternyata kinerja pemerintahan tidak menunjukkan hasil seperti dijanjikan saat kampanye Pilpres.

Ekonomi stagnan di pertumbuhan 5 persen dan pengganguran terus bertambah. Bukan itu saja, amanat reformasi, yaitu untuk memberantas KKN (Kolusi, Korupsi & Nepotisme) tidak dijalankan secara menyeluruh dan tuntas. Korupsi masih banyak terjadi, bahkan nepotisme di Pilkada dan Pemilu sangat kental.

Yang paling parah adalah sikap represi pemerintah terhadap hak-hak konstitusional rakyat, salah satunya hak menyatakan pendapat. Penangkapan dan kriminalisasi kerap terjadi untuk membungkap protes rakyat.

Selama ini protes dan kritik banyak disampaikan rakyat baik kepada pemerintah maupun DPR, tetapi hasilnya nol besar, tidak ada perubahan yang menunjukkan bahwa negara berjalan di relnya sesuai amanat proklamasi dan UUD 1945.

Singkatnya, aksi-aksi akan terus diperlukan untuk ketika negara sudah menyimpang jauh dari cita-cita konstitusi. Ini adalah hal yang kerap terjadi di setiap rezim. Pemerintahan SBY pun pernah menghadapi berbagai aksi yang memprotes kebijakannya. Tentu yang dimaksud di sini adalag aksi damai, aksi moral.

Mengapa Perlu Koalisi?


Koalisi terbentuk ketika semua kelompok-kelompok aksi sudah sampai pada satu titik pemahaman bahwa kini saatnya arah negara harus diluruskan lagi.

Negara harus diselamatkan segera. Koalisi juga menunjukkan bahwa gerakan moral ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, lintas agama, suku, etnis, profesi dan status sosial.

Koalisi juga mensinergikan semua kekuatan rakyat dalam suatu kepempinan aksi agar aksi berjalan dengan damai tetapi memiliki daya juang yang sangat besar untuk mendorong lahirnya perubahan yang menyelamatkan negara ini.

Format Menyelamatkan Indonesia

Sebagai koalisi yang baru dideklarasikan, saya sangat berharap KAMI dapat segera menggelar agenda aksinya agar menjadi gelombang-gelombang besar yang mengikut sertakan pastisipasi rakyat. Hingga menggelinding bak bola salju yang terus membesar.

Tetapi seringkali dalam sejarah suatu koalisi gerakan moral terjadi persaingan yang melibatkan ego figur atau tokoh untuk didaulat menjadi tokoh sentral atau pemimpin koalisi. Saya pikir ini adalah langkah berikutnya.

Langkah pertama adalah membesarkan gerakan moral KAMI. Jika sejak awal sudah kental dengan persaingan para tokoh, maka besar potensi gerakan layu sebelum berkembang. Mudah untuk ditunggai, di fiet a comply dan dikoptasi.

Juga di tahap pertama ini sudah bisa disosialisasikan kepada rakyat bagaimana format menyelamatkan Indonsia. Apakah format nya melalui rute Pilpres atau suatu majelis.

Jika pilpres, mau pilpres yang seperti apa, tanpa atau tetap dengan threshold. Jika majelis mau model seperti apa. Apapun itu menurut saya adalah konstitusional selama rakyat yang menghendakinya.

Format menyelamatkan Indonesia ini penting untuk dikomunikasikan agar rakyat melihat suatu perjuangan moral yang konstitusional dan sangat realistis. Dengan demikian partisipasi rakyat terlibat dalam gerakan moral ini akan cepat membesar.

Sekali lagi, saya dukung KAMI 2020. Maju tak gentar. Mari bung kembalikan Indonesia pada arah yang benar. Wassalaam.

Gde Siriana Yusuf

Aktivis Bandung Initiatives, yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus)

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya