Berita

Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi yang diketuai oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) ikut menarik tawaran pembelian Newcastle/Ilustrasi RMOL

Dunia

Tersandung Isu HAM, Arab Saudi Batal Beli Klub Sepakbola Newcastle

JUMAT, 31 JULI 2020 | 19:36 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Sebuah konsorsium yang didukung oleh dana kekayaan negara Arab Saudi menarik tawaran untuk membeli klub Liga Premier Inggris Newcastle United pekan ini.

Hal itu dilakukan setelah proses pengambilalihan terhenti oleh kekhawatiran akan masalah HAM.

Rencana pembelian itu sebelumnya memicu kontroversi karena ada kekhawatiran akan "pembajakan" klub sepakbola oleh pihak kerajaan Arab Saudi.

Selain itu juga ada kekhawatiran bahwa Arab Saudi tengah berupaya melakukan "sportwash", alias upaya "pembersihan" masalah HAM melalui pembelian klub sepakbola.

Sebelumnya, kelompok investor yang termasuk di dalamnya adalah Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi yang diketuai oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) serta Mitra Modal PCP dan Reuben Brothers yang berbasis di Inggris, dilaporkan mengumpulkan 391 juta dolar AS untuk tawaran membeli klub sepak bola terkemuka dari pengusaha Inggris Mike Ashley.

Jika terealisasi, maka pembelian itu akan membuat PIF mendapatkan 80 persen saham di klub. Sementara pihak Inggris berencana untuk masing-masing membeli sisa saham 10 persen untuk mengakhiri kepemilikan.

Namun pada akhirnya, tawaran pembelian itu pun ditarik, alias dibatalkan.

"Dengan apresiasi mendalam untuk komunitas Newcastle dan pentingnya klub sepak bola, kami telah mengambil keputusan untuk menarik minat kami untuk mengakuisisi Klub Sepak Bola Newcastle United," kata konsorsium tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Kami melakukannya dengan penyesalan, karena kami bersemangat dan berkomitmen penuh untuk berinvestasi di kota besar Newcastle dan percaya kami dapat mengembalikan klub ke posisi sejarah, tradisi, dan prestasi penggemar," sambung pernyataan yang sama, seperti dikabarkan Press TV (Jumat, 31/7).

Lebih lanjut, pernyataan itu juga menyebut bahwa proses yang berkepanjangan dalam situasi saat ini ditambah dengan ketidakpastian global telah menjadikan potensi investasi tidak lagi layak secara komersial.

Sebelumnya, kelompok HAM Amnesty International juga telah meminta liga untuk mempertimbangkan agar memblokir tawaran pembelian tersebut. Pasalnya, PIF diawasi oleh MBS. Menurut Amnesty International, MBS telah terlibat dalam tindakan keras terhadap hak asasi manusia.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya