Berita

Presiden Joko Widodo meminta pelebaran defisit APBN dikalkulasi secara hati-hati/Repro

Politik

Minta Pelebaran Defisit APBN 2021 Dikalkulasi Secara Hati-hati, Jokowi: Fokus Pemulihan Ekonomi!

SELASA, 28 JULI 2020 | 11:28 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Indikator ekonomi makro yang digunakan sebagai dasar penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2021 diminta Presiden Joko Widodo dikalkulasi secara hati-hati.

"Angka-angka indikator ekonomi makro harus betul-betul dikalkulasi dengan cermat, hati-hati. Harus optimis tapi juga harus realistis, dengan mempertimbangkan kondisi dan proyeksi terkini," ujar Jokowi dalam rapat terbatas virtual bertajuk 'Rancangan Postur APBN Tahun 2021', di Istana Bogor, Selasa (28/7).

Hal yang ingin dipastikan Kepala Negara dari indikator ekonomi makro di RAPBN 2021 ialah soal pelebaran defisit anggaran.

Jokowi meminta pelebaran defisit yang akan ditetapkan di APBN 2021 mesti memprioritaskan pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemik virus corona baru (Covid-19). Termasuk juga penguatan serta transformasi ekonomi di sejumlah sektor.

"Kita juga harus memastikan prioritas untuk 2021 dan pelebaran defisit untuk APBN 2021 yang difokuskan dalam rangka pembiayaan kegiatan percepatan pemulihan ekonomi dan sekaligus penguatan transformasi di berbagai sektor," perintahnya.

"Terutama reformasi di bidang kesehatan, reformasi pangan, energi, pedidikan, dan juga percepatan transformasi digital," ucap Jokowi.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah mengusulkan kisaran indikator ekonomi makro yang digunakan sebagai dasar penyusunan RAPBN 2021 ke DPR pada Rapat Paripurna 12 Mei silam.

Kisaran indikator ekonomi makro tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi 4,5-5,5 persen;
2. Inflasi 2,0-4,0 persen;
3. Tingkat suku bunga SBN 10 tahun 6,67-9,56 persen;
4. Nilai tukar Rupiah Rp 14.900-Rp 15.300 per dolar AS;
5. Harga minyak mentah Indonesia 40-50 dolar AS per barrel;
6. Lifting minyak bumi 677-737 ribu barrel per hari;
7. Lifting gas bumi 1.085-1.173 ribu barrel setara minyak per hari.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya