Berita

Danang Wicaksana Sulistya, saat menanam sejumlah pohon beringin di puncak Bukit 76, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Minggu (26/7)/Istimewa

Nusantara

Danang Wicaksana: Mulailah Menanam Demi Masa Depan Kehidupan Manusia

SELASA, 28 JULI 2020 | 08:34 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Bumi adalah rumah bersama bagi manusia, karena dari sinilah sumber kehidupan dan sumber kebutuhan hidup berawal. Sehingga merawat bumi melalui memelihara lingkungan hidup adalah sangat penting dan strategis demi masa depan generasi berikut.

Oleh karenanya, menanam pohon ataupun tidak membuang sampah di tempat sembarangan, sebagai contoh, merupakan langkah kecil yang dapat dilakukan oleh siapa saja.

Hal itu ditegaskan politikus Partai Gerindra, Danang Wicaksana Sulistya (DWS), saat menanam sejumlah pohon beringin (ficus benjamina) di puncak Bukit 76, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Minggu (26/7).

Dikatakan DWS, jika masing-masing penduduk menanam di sekitar daerah pemukimannya, niscaya bumi akan memberikan kehidupan yang lebih baik kepada manusia.

"Selain untuk menahan erosi, perakaran beringin menurut beberapa sumber yang saya baca mampu mengikat air. Sehingga diharapkan turut serta dalam upaya mengkonservasi sumber air di Sleman. Yang kita lakukan adalah demi masa depan generasi Indonesia. Mulailah menanam agar bumi juga memberikan kehidupan bagi masyarakat Indonesia mendatang," kata DWS melalui keterangannya, Selasa (28/7).

Mengenakan kaos bertuliskan "Merapi tak pernah ingkar janji", politikus muda ini menegaskan vitalnya fungsi pepohonan untuk kelangsungan hidup masyarakat yang bermukim di lereng Merapi. Menurut DWS, upaya penanaman harus terus dilakukan karena dirinya kerap mendapatkan keluhan petani sekitar yang mengadu kesulitan mendapatkan air.

DWS pun kembali mengingatkan, menanam itu tidak hanya untuk yang sekarang tetapi untuk masa depan yang lebih baik.

Tahun ini, tambah DWS, Indonesia memikul tanggungjawab untuk merealisasikan angka kontribusi nasional penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Februari silam memastikan, Indonesia tidak mengubah target penurunan angka emisi sebesar 29 persen. Bahkan, target yang tercantum dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) itu akan dinaikkan hingga 41 persen pada 2030.

Untuk itulah, kepada sejumlah pemuda yang turut dalam kegiatan penanaman, DWS mengajak untuk terus menggali kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Menurut dia, pemerintah Indonesia tidak dapat dibiarkan melakukan upaya-upaya pelestarian sendiri tanpa andil masyarakat.

Karena, meskipun angka target penurunan emisi itu merupakan komitmen yang diserahkan Negara kepada Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC), kontribusi rakyat tetaplah penentu kesuksesannya.

"Tugas kita sebagai warga negara salah satunya mendukung upaya pemerintah, caranya bisa dengan ikut menanam di lokasi-lokasi kritis seperti ini. Apalagi ini sangat terkait masa depan lingkungan bagi anak cucu kita kelak," ungkap DWS.

Sementara terkait ketersediaan air, DWS mengaku telah memberikan perhatian lebih. Data-data warga yang mulai kehilangan sumber air sejauh ini terus dikumpulkannya dari berbagai laporan warga. Saat ini yang bisa dia lakukan hanya berusaha ambil bagian dalam menghijaukan daerah tangkapan air yang rusak oleh berbagai sebab.

DWS enggan menyalahkan kondisi lingkungan saat ini. Menurut dia, semua bergantung kepada niat dan cara mencari jalan keluar bersama. Jika dilakukan dengan pendekatan yang baik dan dialog, DWS yakin banyak kegiatan ekonomi dapat dilakukan selaras dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup.

"Intinya, kita lakukan dari hal paling kecil, paling dekat, dan paling cepat yang kita bisa. Ikut tanam pohon misalnya," tutur DWS.

Seusai menanam, DWS menitipkan pohon-pohon beringin itu kepada para pemuda sekitar untuk dijaga dan dirawat.

Rendy Patria, salah seorang pemuda yang turut dalam penanaman mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada DWS. Rendy menyadari bahwa kerusakan alam akan memunculkan berbagai pandemik yang mengancam kehidupan manusia.

Disadari Randy, pemuda seusianya yang sering disebut sebagai generasi milenial perlu diajak untuk memahami dan memelihara lingkungan hidup, karena ini sesuatu yang nyata dan bukan maya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya