Berita

Direktur Eksekutif Collaboration Network Institute, Faisal/RMOL

Politik

CN Institute: Nadiem Makarim Keliru Maknai Gotong Royong Inovasi Pendidikan

SENIN, 27 JULI 2020 | 20:42 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim di tengah pandemik virus corona baru (Covid-19) terus disorot publik.

Direktur Eksekutif Collaboration Network Institute, Faisal menyatakan bahwa dalih asas gotong royong yang digaungkan Mendikbud saat ini sebagai inovasi reformasi pendidikan nyatanya tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

Salah satunya Program Organisasi Penggerak (POP) yang dirasa publik tidak tepat sasaran dan bermasalah.


Faisal pun menilai Nadiem kurang terampil dalam menelaah sejarah panjang pendidikan di Indonesia. Sebabnya, POP Kemendikbud yang menjadi program unggulan justru melibatkan lembaga yang berafiliasi dengan korporasi besar.

"Gotong royong kok bareng konglomerasi, itu jelas bukan kolaborasi tapi investasi," demikian pendapat Faisal di Jakarta, Senin (27/7).

Lebih lanjut Faisal menengarai ada kepentingan terselubung yang justru menjauh dari gagasan Nadiem tentang Merdeka Belajar. Kata Faisal, dunia pendidikan Indonesia harus bebas dari kepentingan titipan atau kepentingan tertentu.

Apalagi, mundurnya Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang telah memberikan kontribusi pendidikan jauh sebelum Indonesia merdeka telah menyatakan mundur dari program tersebut.

"Ia malah memilih rekan gotong royong yang rekam jejaknya dibidang pendidikan jauh dibawah dua ormas NU dan Muhammadiyah. Kolaborasi itu untuk kebaikan, bukan sebaliknya malah menggandeng korporasi yang baru muncul memiliki rekam jejak di bidang pendidikan," demikian kata Faisal.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya