Berita

Ketua Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama, Arifin Junaidi/Repro

Politik

Jika Dilanjutkan, POP Kemdikbud Hanya Bikin Suram Pendidikan Indonesia

MINGGU, 26 JULI 2020 | 02:22 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Program Organisasi Penggerak (POP) yang dibentuk Kemendikbud hanya akan membuat pendidikan di Indonesia menjadi suram.

Indikasi POP tidak akan memberi manfaat apapun bagi pendidikan di tanah air diungkap Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Maarif Nahdlatul Ulama (NU), Arifin Junaidi. Selama masih ada organisasi yang tidak jelas yang masuk dalam program pendidikan nasional.

“Intuisi saya, POP tidak bisa berjalan baik, karena banyak organisasi ini tidak kredibel,” jelas Arifin dalam diskusi daring, Sabtu (25/7).


“Intuisi saya, kalau ini (POP) diteruskan, akan suram masa depan pendidikan kita,” tegasnya.

Arifin menduga program ini sudah diset sejak awal untuk meloloskan sejumlah pihak. NU sebagai salah satu pihak yang diajak bergabung hanya untuk menjadi legitimasi saja. Begitu pula dengan Majelis Dikdasmen Muhammadiyah.

Dugaan ini bahkan sudah dicium Arifin sejak ditawarkan untuk bergabung oleh Kemendikbud. LP Maarif Nahdlatul Ulama mendapat tawaran hanya dua hari sebelum batas akhir.

“Pada awal Maret, ditelepon oleh pejabat tinggi Kemendikbud untuk mengajukan proposal. Kemudian saya konfirmasi kepada Ditjen GTK, saya diminta untuk menyiapkan proposalnya,” bebernya.

Kejanggalan makin terasa ketika Arifin menyatakan ketidaksanggupan untuk menyiapkan proposal dalam waktu singkat.

“Saya sampaikan enggak sanggup, tapi beliau bilang begini, ya sudah bikin saja, yang penting sudah masuk list, persyaratan bisa menyusul,” imbuhnya.

Melihat kejanggalan-kejanggalan tersebut, LP Maarif Nahdlatul Ulama pun kemudian memutuskan untuk mundur dari POP.

Arifin pun khawatir program ini rentan disalahgunakan, terutama menyangkut penggunaan anggaran negara.

“Bisa berurusan dengan KPK nanti. Kalau berurusan dengan KPK, LP Maarif ada di dalamnya, ini bisa terbawa-bawa. Terus terang saja, yang saya khawatirkan,” tandasnya.

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bahlil: Jangan Uji NYali, Kita Nothing To Lose

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44

Bukan AI Tapi Non-Human

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43

Usai Dicopot Ketua Golkar Sumut, Ijeck Belum Komunikasi dengan Doli

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12

Exynos 2600 Dirilis, Chip Smartphone 2nm Pertama di Dunia

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52

Akui Kecewa Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ijeck: Mau Apalagi? Kita Terima

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42

Bahlil Sentil Senior Golkar: Jangan Terlalu Lama Merasa Jadi Ketua Umum

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Sekretaris Golkar Sumut Mundur, Ijeck Apresiasi Kesetiaan Kader

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06

Dana Asing Banjiri RI Rp240 Miliar Selama Sepekan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01

Garda Satu dan Pemkab Tangerang Luncurkan SPPG Tipar Raya Jambe

Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38

Selengkapnya